ASEAN Diprediksi Booming E-Commerce pada 2021

Ilustrasi transaksi e-commerce.
Sumber :
  • www.pixabay.com/StockSnap

VIVA – Asia Tenggara adalah pasar internet dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Sebanyak 600 juta konsumen dari Indonesia, Vietnam, dan Singapura memanfaatkan hal itu untuk media teknologi dan sosial.

Trik Jitu Cara Hemat Belanja E-Commerce yang Wajib Diketahui Setiap Pembeli

Dilansir dari Business insider, Senin 23 Oktober 2017, pengguna internet di wilayah ini selalu menghabiskan waktu dan uangnya secara online. Selain itu, berdasarkan studi Nielsen para pengguna tersebut adalah kelas menengah.

Sedangkan berdasarkan survei, Nielsen memperkirakan, kelas menengah Asia Tenggara akan mencapai 400 juta pada 2020. Capaian tersebut dua kali lipat dari capaian 2012 lalu.

Smesco Indonesia Soroti Isu PHK Massal Tokopedia, Khawatir Jadi Pintu Masuk Pekerja Asing

Peningkatan itu, menurut Konsultan Frost & Sullivan akan mendorong nilai barang dagang nirlaba e-commerce Asia Tenggara meningkat menjadi US$65,5 miliar atau setara Rp88,5 triliun pada 2021, dari sebelumnya US$14,3 miliar pada 2016.

Hal senada juga disampaikan perusahaan riset Euromonitor yang memperkirakan ritel internet untuk Indonesia, dapat meningkat dua kali lipat menjadi US$6,2 miliar pada 2021, dan Thailand akan meningkat 85 persen menjadi US$2,8 miliar.

Integrasi Tiktok Shop dan Tokopedia, DPR: Harus Bantu UMKM Adaptasi dengan Teknologi

Atas proyeksi booming e-commerce tersebut, maka perusahaan barang konsumen seperti kosmetik dari Unilever dan Shiseido Jepang mendorong produksinya ke pasar tersebut. Terlebih saat ini sulit menembus jaringan ritel konvensional dan infrastruktur yang buruk.

CEO Perusahaan SDG Internasional asal Thailand, Ambrose Chan mengatakan, untuk mendorong peningkatan penjualan produknya, saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan perusahan e-commerce Lazada.

Menurut dia, dengan kerja sama tersebut pihaknya dapat mengetahui perilaku konsumen yang belanja barang miliknya. Seperti, kebiasaan membeli satuan atau dalam bentuk karton khusus.

"Dari data mereka (Lazada), kami tahu ibu kadang-kadang melihat-lihat di malam hari, jadi kami bisa menawarkan penjualan kilat saat kami tahu pelanggan sedang browsing," kata Chan.

Selain SDG Internasional, sejumlah perusahaan barang konsumen lain saat ini telah menjalin kemitraan dengan perusahaan e-commerce seperti Lazada dan situs mode Zalora. Langkah ini diharapkan dapat menjaring banyak konsumen lebih besar lagi ke depannya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya