Dalam Delapan Bulan Ada 148 Ribu TKI Bekerja di Luar Negeri
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA.co.id – Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan, ada 148.285 tenaga kerja Indonesia legal dari berbagai daerah di Indonesia yang bekerja di luar selama delapan bulan terakhir atau mulai dari Januari hingga Agustus 2017.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BNP2TKI, Servulus Bobo Riti mengatakan, faktor banyaknya warga negara Indonesia yang menjadi TKI di luar, alasan utamanya karena faktor masalah ekonomi dan lapangan kerja yang begitu sangat sempit di beberapa daerah di Tanah Air.
"Mereka merasa lebih mudah mendapatkan kesempatan kerja di luar ketimbang mereka menganggur di dalam, dengan persyaratan tidak terlalu menuntut kemampuan lebih. Mereka mendapatkan kesempatan kerja dan upah itu sudah tercukupi," kata Servulus Bobo Riti kepada VIVA.co.id di Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2017.
Menurut dia, para TKI yang ingin bekerja di luar negeri memiliki tujuan diantaranya mulai dari negara di Timur Tengah, Asia Pasifik, Eropa maupun di Asia Tenggara. Dan yang paling diminati yaitu Hong Kong, Taiwan dan Singapura. Sebab, peraturan buruh migran di sana cukup memadai dan ketersediaan perangkat hukumnya juga.
"Kemudian, ketaatan majikan terhadap perangkat hukum yang ada di negara itu," ujarnya.
Servulus menambahkan, para TKI yang bekerja di luar negeri itu mereka berpendidikan rata-rata berpendidikan sekolah menegah pertama (SMP) dan juga dari tamatan sekolah dasar (SD). Tapi ada juga lulusan SMA, Diploma dan juga ada yang lulusan sarjana.
"Rata-rata paling bekerja, perawat orang tua, pembantu rumah tangga, operator di pabrik dan perusahaan, perkebunan Malaysia sawit, kerja di sektor infrastruktur, konstruksi, dan pelayan," tuturnya.
Berikut daftar 25 daerah yang paling banyak mengirimkan TKI ke luar negeri mulai Januari hingga Agustus 2017.
Lombok Timur sebanyak 10.621 orang, Indramayu 10.390 orang, Lombok Tengah ada 6.917 orang, Kabupaten Cirebon 6.408 orang, Cilacap 5.448 orang, Subang 4.790 orang, Ponorogo 4.009 orang, Kendal 3.275 orang, Lampung Timur 3.18 orang, Lombok Barat 3.059 orang, Blitar 3.082 orang.
Kemudian, Tulungangung 3.001 orang, Brebes 2.896 orang, Banyuwangi 2.382 orang, Malang 2.384 orang, Madiun 2.095 orang, Banyumas 1969 orang, Pati 1.956 orang, 1.864 orang, Karawang 1.844 orang, Cianjur 1.284 orang, Deli Serdang 1.701 orang, Grobogan 1.418 orang, Kebumen 1.573 orang, dan Kediri 1.417 orang.