Upah Pekerja RI Tergolong Rendah di Kawasan, Ini Buktinya

Presiden KSPI, Said Iqbal.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pemerintah diminta mengevaluasi kebijakan besaran upah minimum yang saat ini berlaku. Sebab, dibandingkan dengan upah rata-rata di negara lain, termasuk negara-negara tetangga Indonesia di kawasan Asia Pasifik, upah pekerja RI sangat rendah.

Buruh Tuntut Upah Layak di Jakarta Rp 7 Juta per Bulan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, berdasarkan data International Labour Organization (ILO), upah rata-rata Indonesia adalah US$174 per bulan. Lebih kecil dari negara tetangga seperti Vietnam yang sudah mencapai US$181 dan Malaysia sebesar US$506 per bulan.

"Upah rata-rata Malaysia itu sudah empat kali dari upah rata-rata Indonesia. Thailand, US$206, hampir dua kali. Filipina, US$357. Jadi, itulah yang harus diperbaiki," ujar Said dalam konferensi pers di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2017.

5 Negara dengan Upah Tertinggi di Dunia, Ada yang Tembus Miliaran Rupiah

Dia berpendapat, upah di Indonesia harusnya bisa lebih besar dari saat ini. Apalagi, bercermin ke regional-regional lain, besaran upah rata-rata di kawasan Asia Pasifik sendiri sebenarnya terbilang rendah. 

Menurut dia, peningkatan upah rata-rata merupakan solusi pertumbuhan ekonomi di masa depan. Karena secara otomatis akan berimbas kepada meningkatnya daya beli masyarakat. Pada akhirnya, hal itu juga akan membuat industri kembali bergairah. Sehingga bisa diandalkan sebagai motor perekonomian nasional.

Ganjar Ingin Perempuan dan Disabilitas Tidak Diperlakukan Diskriminatif, Bisa Kerja dan Upah Layak

"Inilah yang terus kita kampanyekan. Karena upah di kawasan Asia Pasifik itu memang terlalu murah, tertinggal dengan beberapa kawasan di Afrika, apalagi Australia dan Amerika." (mus) 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI

Sri Mulyani Sebut Inflasi Global 'Keras Kepala' Dipicu Biaya Sewa hingga Upah di Negara Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, inflasi global saat ini masih keras kepala alias tidak turun-turun.

img_title
VIVA.co.id
8 Juli 2024