29-9-1941: Nazi Bantai 34 Ribu Yahudi di Jurang Babi Yar
- deathcamps.org
VIVA.co.id – Kisah pembantaian Yahudi yang dilakukan oleh Nazi tak pernah habis diceritakan. Kasus pembantaian di Babi Yar adalah salah satu kasus pembantaian massal yang sadis dan di luar rasa kemanusiaan.
Hari ini 76 tahun yang lalu, pembantaian sadis yang dilakukan oleh Yahudi terjadi sebuah jurang di Kiev, Ukraina. Masa itu wilayah Ukraina dikuasai oleh Nazi.
Pembantaian tersebut terjadi Babi Yar, sebuah jurang di pinggiran kota Kiev, Ukraina. Lebih dari 34.000 pria, wanita, dan anak-anak Yahudi
Pembantaian Babi Yar adalah pembantaian sadis yang dilakukan terhadap hampir 34.000 pria, wanita, dan anak Yahudi yang dimulai di pinggiran Kiev di Ukraina yang diduduki Nazi.
Bermula dari keberhasilan tentara Jerman menguasai Kiev pada tanggal 19 September 1941. Sehari kemudian regus SS bersiap khusus melaksanakan perintah pemimpin Nazi Adolf Hitler untuk memusnahkan semua pejabat Yahudi dan Soviet yang ditemukan di sana.
Dimulai pada tanggal 29 September, lebih dari 30.000 orang Yahudi bergerak dalam kelompok kecil ke jurang Babi Yar di sebelah utara kota. Puluhan ribu orang ini diperintahkan untuk melepaskan pakaian. Mereka telanjang, dan kemudian ditembakkan ke dalam jurang. Pembantaian tersebut berakhir pada 30 September. Seluruh korban tewas dan luka-luka ditutupi dengan tanah dan batu.
Antara tahun 1941 dan 1943, ribuan lebih Yahudi, pejabat Soviet, dan tahanan perang Rusia dieksekusi di jurang Babi Yar dengan cara yang sama. Ketika tentara Jerman mundur dari Uni Soviet, Nazi berusaha menyembunyikan bukti pembantaian tersebut dengan menggali kembali mayat-mayat tersebut dan membakar mereka dalam jumlah besar. Sejumlah saksi mata dan bukti lainnya, bagaimanapun, membuktikan kekejaman pada Babi Yar, yang menjadi simbol penderitaan Yahudi dalam Holocaust. (hd)
Pakar: Trump Menang karena Ada Lobi-lobi Yahudi Agar AS Bisa 100% di Belakang Israel
Donald Trump bakal kembali menduduki Gedung Putih dengan menjabat sebagai Presiden AS ke-47. Ada kekhatiran dengan kemenangan Trump terutama konflik di Gaza, Palestina.
