Waspada Modus Penipuan Baru Berkedok Petugas PLN

Surat tugas palsu petugas PLN yang ditemukan di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id – PT Perusahaan Listrik Negara Mengimbau masyarakat, agar dapat berhati-hati dan waspada atas maraknya penipuan oleh oknum yang mengatasnamakan PLN. Dalam beberapa waktu terakhir, sudah terjadi modus penipuan kepada masyarakat. Salah satunya, terjadi di Kota Jakarta, tepatnya daerah Cempaka Putih.

Tipu Perempuan dengan Modus Ganjal ATM, RK Diamuk Massa

Oknum tersebut mengaku sebagai petugas PLN, dengan modus melakukan survei ke rumah masyarakat dan meminta sejumlah uang untuk jaminan asuransi dengan mengandalkan Surat Tugas dan Kartu Identitas palsu.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, atas tindakan penipuan tersebut, PLN melakukan respons cepat menelusuri oknum dengan mendatangi alamat yang tercantum dalam surat tugas dan kartu identitas palsu yang dimaksud.

Pengadilan Vietnam Kuatkan Hukuman Mati Bagi Taipan Properti yang Terjerat Kasus Penipuan

Oknum tersebut melakukan penipuan terhadap masyarakat dengan cara melakukan survei ke rumah-rumah warga dan menawarkan pembagian paket subsidi. Warga yang ingin memperoleh paket subsidi tersebut harus mengeluarkan uang sebesar Rp1,3 juta, atau dengan rincian harga resmi sebesar Rp850 ribu dan biaya asuransi dan garansi sebesar Rp450 ribu. Semua data penerima subsidi terdaftar di Kementerian Sosial.

Selain itu, dalam modus penipuan ini pelanggan yang ‘terpilih’ menurut pelaku penipuan dikatakan hanya menggantikan jaminan asuransi sebesar Rp450 ribu yang sebenarnya tidak ada semua dalam aturan PLN.

Nyaris Jadi Korban Penipuan, Kisah Zahra dan Pakaian Impor yang Tertahan

"Ini merupakan modus penipuan oknum yang mengaku sebagai petugas PLN. PLN tidak pernah menawarkan paket subsidi untuk warga dan meminta warga membayar sejumlah biaya," jelas Made dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Rabu 20 September 2017.

Apalagi, sambung Made, ini terkait dengan subsidi listrik. Ditegaskannya, baik dari pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan PLN tidak pernah menugaskan siapa pun untuk hal ini.

Lebih lanjut, ketika pihak PLN melakukan pengecekan alamat kantor yang tertera dalam surat tugas dan kartu identitas palsu tersebut, diperoleh keterangan bahwa tidak ada nama petugas dan lembaga yang dimaksud.

"Kami telah melakukan komunikasi dengan pemilik alamat tersebut untuk bersama-sama membuat laporan ke pihak berwajib atas pencatutan nama PLN oleh oknum yang melakukan tindakan penipuan," tegas Made

Tak hanya itu, sambung Made, pihak PLN juga tidak pernah menyarankan pelanggan untuk memasang alat penghemat listrik, menjual kotak pelindung kWh meter, dan tidak pernah menawarkan jasa layanan secara door to door ke pelanggan, seperti pasang baru, tambah daya, atau pembayaran tagihan rekening listrik dengan transaksi pembayaran langsung di rumah pelanggan.

Adapun setiap pembayaran transaksi layanan PLN memerlukan nomor register, atau kode bayar dan hanya dapat dilakukan melalui fasilitas perbankan.

"Masyarakat perlu waspada juga, jika ada oknum yang mengatasnamakan petugas PLN meminta pelanggan melakukan transaksi pembayaran di lapangan, karena semua dilakukan melalui sistem dan harus ada nomor registrasi untuk membayar di PPOB (Payment Point Online Bank)," ucap Made.

PLN mengimbau masyarakat di seluruh wilayah Indonesia untuk dapat berhati-hati terhadap modus penipuan yang meminta masyarakat untuk memberikan sejumlah uang kepada orang yang mengaku petugas PLN.

PLN juga tidak melakukan transaksi keuangan di lapangan, di mana seluruh transaksi keuangan dilakukan dengan sistem online atau melalui bank yang informasinya dapat diperoleh dari saluran resmi Contact Center PLN 123.

"Jika masyarakat pernah mengalami kejadian penipuan seperti itu, dimohon untuk segera melaporkan kepada kami lewat Contact Center PLN 123 dan melaporkan pula ke kantor polisi terdekat. Kejadian ini bisa saja terjadi di daerah lain di luar Jakarta," ujar Made. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya