Lintah Darat Gentayangan, Ada Apa?

Uang Rupiah Baru.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh Nadlir

VIVA.co.id – Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan pada 2016 menyebutkan bahwa persentase masyarakat yang memiliki pengetahuan (well literate) tentang lembaga jasa keuangan hanya 21,84 persen.

BCA Syariah Gelar Workshop, Dorong Kecakapan Literasi Keuangan Syariah

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat cenderung masih kurang memahami konsep keuangan dan tidak memiliki pengetahuan untuk membuat perencanaan keuangan. Akibatnya, di Indonesia marak terjadi transaksi ilegal yang merugikan masyarakat, seperti transaksi pinjam dana melalui rentenir atau lintah darat.

Sebagai salah satu industri keuangan nonbank yang bergerak di sektor pembiayaan, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk mencoba untuk mengedukasi warga mengenai cara bijak memilih produk pembiayaan.

BNI Adakan Program Edukasi Keuangan Diikuti Ribuan Guru dan Pelajar, Antisipasi Terjerat Pinjol dan Judol

Menurut Kepala Cabang Wom Finance Klaten, Jawa Tengah, Johannes Kasiyadi Priyanto, pihaknya mengharapkan masyarakat untuk mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan serta memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan yang lebih baik.

“Semakin tinggi tingkat literasi edukasi yang kami lakukan, maka masyarakat akan memahami manfaat produk dan layanan lembaga keuangan, sehingga memungkinkan masyarakat akan menggunakan produk dan layanan lembaga keuangan," kata dia, dalam keterangannya, Jumat, 15 September 2017.

Simak Kesepakatan Kolaborasi OJK dan OECD untuk Edukasi Keuangan Global

Selain memberi edukasi mengenai pembiayaan, ia pun menyampaikan penjelasan terkait produk pembiayaan multiguna lembaga pembiayaan dan mengenalkan online store bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Menurutnya, melalui online store, pelaku UMKM dapat mempromosikan barang dagangan dan melakukan transaksi jual beli secara online. "Edukasi ini sangat penting dilakukan mengingat banyaknya masyarakat yang memiliki berbagai jenis usaha namun terkendala pada sistem pemasaran," ungkap Priyanto.

Anak usaha dari Maybank Indonesia ini menggelar Seminar Literasi Edukasi Keuangan di Dusun Bendungan RT 3 RW 3, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Seperti diketahui, pada semester I 2017, Wom Finance mencatatkan laba bersih sebesar Rp57 miliar. Angka ini melonjak 49 persen bila dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp38 miliar.

Secara umum, peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya pembiayaan Multiguna (MotorKu dan MobilKu). Produk inilah yang menjadi obat kuat WOM Finance di tengah lesunya angka penjualan sepeda motor.

Hingga enam bulan pertama tahun ini, sekitar 29 persen penyaluran pembiayaan baru yang dilakukan WOM Finance berasal dari pembiayaan Multiguna atau setara Rp1,2 triliun. Sementara total booking sendiri mencapai Rp2,8 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya