Cara BRI Life Dongkrak Nasabah Asuransi Mikro
- www.skyscrapercity.com
VIVA.co.id – Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, BRI Life, memiliki peran dan kepentingan dalam mendukung program Inklusi dan Literasi Keuangan yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Direktur Utama BRI Life, Rianto Ahmadi, mengatakan, pihaknya sangat concern atas peningkatan kesadaran masyarakat dan pertumbuhan industri asuransi jiwa, khususnya asuransi mikro, di Tanah Air.
Ia mengatakan, untuk menggenjot asuransi mikro, perseroan tetap prioritaskan menggarap jalur distribusi pemasaran melalui bancassurance yang mencapai 85 persen.
Seperti diketahui, BRI memiliki jaringan-jaringan yang luas seperti kantor unit dan Teras BRI di berbagai daerah di Indonesia. Sementara sisanya menggunakan jalur distribusi keagenan dan corporate business sebesar 15 persen.
Dengan demikian, Rianto membidik delapan juta nasabah sepanjang tahun ini, di mana potensi tersebut mayoritas berasal dari nasabah mikro yang dimiliki oleh induk usaha.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran BRI Life, Fabiola N. Sondakh, mengungkapkan, perseroan memiliki strategi berbeda untuk menggaet nasabah mikro agar memiliki asuransi, yakni membuat film pendek berjudul Life is Full of Suprises dan Second Chance, yang mengambil lokasi syuting di daerah Sukabumi, Jawa Barat.
Film tersebut digarap BRI Life dengan menggandeng sutradara Hollywood, Livi Zheng. "Kami ingin menggugah sisi emosional masyarakat akan kesadaran pentingnya memiliki asuransi sebagai perlindungan bagi kehidupan," katanya di Jakarta, Rabu 13 September 2017.
Kedua film berformat film pendek ini rencananya akan diluncurkan pada 28 Oktober 2017, atau bertepatan dengan ulang tahun BRI Life ke 30 tahun. "Dengan konsep literasi yang berbeda, kami berusaha memberikan edukasi melalui film pendek yang akan beredar di media sosial," ungkap Fabiola.
Sebagai informasi, tahun ini anak usaha industri perbankan berkode emiten BBRI ini menargetkan bisa meraup premi hingga Rp3 triliun. Kontribusi terbesar premi berasal dari produk non-unitlink yakni 75 persen, dan lainnya dari produk unit link sebesar 25 persen.