Industri Ritel Kini Bak Kura-Kura

Seorang warga sedang belanja di supermarket.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel tak yakin pertumbuhan industri ritel tahun ini akan bergeliat. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang saat ini terjadi, tidak hanya terjadi di sektor kalangan menengah ke bawah, melainkan juga kalangan menengah ke atas.

Watsons Indonesia Catat Punya 2 Juta Member pada Akhir 2024

Ketua Umum Aprindo Roy Mande mengungkapkan, lesunya industri ritel saat ini bukanlah karena faktor pelemahan daya beli. Tapi, ada indikasi sebagian kalangan masyarakat di segmen tertentu yang memutuskan untuk menahan kemampuannya dalam berbelanja.

Berdasarkan catatan Aprindo, pertumbuhan industri sejak 2013 silam telah mengalami tren penurunan. Bahkan pada semester pertama tahun ini, geliat industri ritel hanya mampu tumbuh 3,7 persen, atau anjlok drastis dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 10 persen.

UMP 2025 Naik 6,5 Persen, Pengusaha Ritel: Ini Berat tapi Harus Optimis

“Industri ritel saat ini ibarat kura-kura membawa beban. Sekarang di 2017 membawa beban,” kata Roy, di Jakarta, Rabu 13 September 2017.

Roy memperkirakan, perubahan pola konsumsi masyarakat tak lepas dari bonus demografi yang terjadi di Indonesia. Meskipun ada beberapa usia produktif yang memilki jenjang pendidikan tinggi, namun sebagian diantara mereka tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan penghasilan yang sesuai.

Tantangan Bisnis Ritel di Indonesia Tahun 2025

“Mal boleh parkir, parkir boleh susah. Tapi yang belanja hanya sedikit. Cuma makan untuk lapar dan haus,” katanya.

Selain karena faktor tersebut, sebagian masyarakat pun dianggap lebih memilih untuk menggelontorkan penghasilannya untuk liburan, dibandingkan harus berbelanja di pusat perbelanjaaan. Hal ini, kata Roy, terjadi pada kalangan menengah yang memiliki pendapatan yang cukup tinggi.

Meskipun industri ritel mengalami kelesuan, namun Aprindo masih optimistis pertumbuhan ritel tahun ini masih bisa meningkat, meskipun melambat. Berbagai cara akan dilakukan asosiasi, agar pusat perbelanjaan kembali menjadi magnet bagi konsumen.

“Harapan kami delapan sampai sembilan persen. Walaupun kenyataannya akan enam sampai tujuh persen,” kata Roy.

ACE Hardware

ACE Hardware Resmi Ganti Nama Jadi AZKO per 1 Januari 2025

Emiten ritel alat-alat dan perkakas rumah tangga, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) tidak melanjutkan perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings.

img_title
VIVA.co.id
1 Januari 2025