Menko Darmin Tantang OJK Turunkan Bunga Kredit
- Chandra G Asmara / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pertumbuhan kredit perbankan hingga pertengahan tahun ini masih menjadi sentimen yang dikhawatirkan tak mampu memberikan sumbangsih lebih terhadap perekonomian. Tingkat suku bunga kredit yang masih relatif tinggi, pun menjadi salah satu persoalan utama lemahnya permintaan kredit.
Bahkan, Bank Indonesia pun merevisi proyeksi pertumbuhan kredit perbankan dari sebesar 10-12 persen, menjadi 8-10 persen tahun ini. Pemangkasan proyeksi tersebut bukan tanpa alasan, sebab pertumbuhan kredit secara year to date masih di bawah tiga persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, keputusan bank sentral memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak tujuh kali sejak tahun lalu sudah cukup untuk mengeliatkan perekonomian. Namun untuk meningkatkan kredit, bauran kebijakan BI perlu di sinkronisasi.
“Intinya adalah, ada yang harus dikerjakan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” tegas Darmin, Jakarta, Rabu 13 September 2017.
Peran OJK, ditegaskan Darmin menjadi sangat sentral, terutama untuk mendorong perbankan mengefisiensikan biaya operasional perusahaan. Apalagi, beberapa bank justru mengambil untung untuk mengkompensasi rasio kredit macet bank yang memburuk.
“NPL memburuk, tapi maunya profitnya tetap tinggi. Marginnya dia naikan, sehingga bunga kredit tidak turun. Saya tidak mau bilang terlalu besar, saya bilang lebih besar dari tahun lalu,” kata Darmin.
“Mungkin total profitnya kalau dilihat tidak terlalu besar dibandingkan tahun lalu. Tapi kalau lihat marginnya, dibandingkan tahun lalu naik. Untuk apa? NPL tadinya naik, dia mau tutupi dengan margin yang besar,” ujarnya.
Mantan Gubernur BI itu menegaskan, sudah saatnya OJK untuk turun tangan langsung dalam upaya menurunkan suku bunga kredit perbankan. Sebab menurutnya, perlu adanya upaya preventif yang harus dilakukan, dalam menurunkan suku bunga kredit.
“Kita harus lihat ini kenapa. Memang harus ada yang buat pekerjaan kecil-kecil ini,” tegasnya.