BI Tepis Deflasi Agustus Terjadi karena Daya Beli Turun

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menilai deflasi yang terjadi pada Agustus 2017 tidak ada kaitannya dengan penurunan daya beli masyarakat. Melemahnya daya beli pada kuartal II 2017, menurut Agus, disebabkan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat.

Kenaikan UMP 2025 Dinilai Bawa Dampak Positif, Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat

Pada kuartal III diperkirakan daya beli akan lebih menguat. "Kalau terkait konsumsi kita sama-sama mengikuti bahwa konsumsi kita ada pergeseran ke kuartal III, karena dfi kuartal II terlihat bahwa kalau dibandingkan kuartal II tahun lalu itu ada penurunan," jelas Agus di Istana Negara, Jakarta, Selasa 5 September 2017.

Agus mengatakan, ada beberapa hal yang membuat deflasi terjadi pada Agustus. Salah satunya adanya penyesuaian tarif transportasi umum yang menurun. Selain itu, harga pangan juga dapat dikendalikan dengan baik oleh pemerintah.

Ekonom Ingatkan Dampak PPN Naik Jadi 12 Persen Turunkan Daya Beli Masyarakat

"Kita sama-sama tahu di Agustus kemarin adalah periode anak masuk sekolah sehingga cukup banyak alokasi dana masyarakat yang digunakan mendukung pendidikan," tambahnya. 

Lebih lanjut dia mengaku optimistis, dengan capaian ini inflasi akan terkendali hingga akhir tahun. Sehingga apa yang menjadi target Bank Indonesia dapat terwujud. 

BCA Tunggu Arah Kebijakan Kredit Pemerintahan Prabowo, Daya Beli Jadi Penentu

"Tetapi secara umum inflasi yang kita lihat adalah deflasi dan ini menunjukkan bahwa di 2017 ini akan sesuai target 4 persen," jelasnya. (ren)

ilustrasi pajak

Analis Sebut Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Berpengaruh Signifikan ke Pasar Modal Domestik

Analis menilai kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi pasar dalam negeri karena dua indikator utama makroekonomi stabil.

img_title
VIVA.co.id
9 Desember 2024