Jika Tak Akal-akalan, Koperasi Sumbang Besar Ekonomi RI

Ilustrasi aktivitas koperasi
Sumber :
  • VIVAnews/Ochi April

VIVA.co.id – Terpuruknya koperasi di Indonesia saat ini banyak disebabkan oleh praktik akal-akalan koperasi untuk kepentingan pribadi dan menggarong dana subsidi Pemerintah. Padahal sumbangan koperasi ke Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia dapat mencapai 68 persen.

Dukung Pemerintahan Prabowo, Dekopin Kasih Rekomendasi Buat Kementerian Koperasi

Selain itu, dengan jumlah koperasi terbanyak di dunia yaitu 209 ribu unit tentunya Indonesia bisa menyamai keberhasilan Denmark. Saat ini, pertumbuhan koperasi Indonesia tidak sertai kualitas yang baik sehingga terlihat pasif.  

Praktisi Notaris Koperasi dan UMKM, Dewi Tenty Septi Artiany, mengungkapkan data pada 2016 memperlihatkan bahwa PDB dari keuntungan koperasi di Indonesia masih berkisar 4,4 persen atau sangat rendah.

Politikus Gerindra Ferry Julianto Diminta Prabowo Urus Koperasi

Padahal, menurut dia, jumlah koperasi terbanyak di dunia ada di Indonesia, sehingga menjadi tanda tanya kenapa besarnya jumlah tersebut belum diimbangi dengan besarnya pemasukan dari koperasi terhadap sumbangan ke negara.

"Fenomena tersebut menjelaskan bahwa pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan pertumbuhan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang pasif," ujar Dewi dalam keterangannya, Rabu, 30 Agustus 2017.

Kemenkop UKM Rilis Buku Strategi Pengembangan Koperasi, Menteri Teten Ingin Inovasi Berkelanjutan

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran An An Chandrawulan mengatakan kurang aktifnya koperasi di Indonesia salah satunya juga disebabkan daya saing yang sangat rendah.

Untuk itu, agar bisa meningkatkan pertumbuhan koperasi dan UMKM secara umum makan penggunaan merek kolektif perlu digaungkan. Terlebih bagi pelaku UMKM yang tergabung dalam koperasi.

Hal itu, menurut dia, karena mereka dapat menggunakan satu merek yang digunakan secara bersama-sama yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama atau koperasi produksi yang didirikan dengan tujuan penggunaan merek bersama.
 
Sedangkan Ketua Padjajaran Alumni Club, Ary Zulfikar mengatakan, peluang mendorong UMKM yang tergabung dalam Koperasi tentu sangat penting. Sebab, data Bank Indonesia menyebutkan bahwa dalam satu tahun terakhir kontribusi ekonomi kreatif mencapai Rp850 triliun bagi sistem perekonomian Indonesia.

Untuk itu, Ary berharap koperasi dan UMKM mampu untuk bersaing dalam kegiatan ekonomi baik di level nasional maupun internasional, dengan cara inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. (ase)

Ilistrasi impor gula (foto ilustrasi)

Inkoppol dan Inkop Kartika Disebut Minta Impor Gula Demi Stabilitas Harga pada 2016

Induk Koperasi Polri (Inkoppol) dan Induk Koperasi Kartika merupakan dua di antara banyak pihak yang merekomendasikan agar impor gula dilakukan pada 2016.

img_title
VIVA.co.id
9 November 2024