Menyisir Penyebab Langkanya Elpiji Melon di Daerah
- VIVAnews/Daru Waskita
VIVA.co.id – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram sudah terjadi di berbagai daerah. Fenomena ini pada akhirnya berimbas pada melonjaknya harga tabung gas melon tersebut.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio berpendapat, fenomena ini ada kaitannya dengan rencana pemerintah yang menerapkan penyaluran elpiji dengan skema baru. Yaitu, dalam satu paket melalui bantuan non tunai pada satu kartu di 2018.
"Ya banyak kaitannya sebenarnya, tapi bisa saja (berkaitan). Itu kan mau dinaikkan harganya, dicegah untuk beli pakai kartu, pasti pedagang bermain," kata Agus kepada VIVA.co.id, Jakarta, Jumat 25 Agustus 2017.
Ia menilai para pedagang yang melakukan penjualan di level eceran akan mengambil kesempatan itu untuk bisa menahan barang tersebut. Selain itu, di jalur distribusi, juga masih banyak para pelaku yang potensial melakukan kecurangan.
"Ya namanya juga dagang, itu semua kesempatan diambil, pasti ada makelar sana-sini," katanya.
Di satu sisi, Ia juga menengarai langkanya gas elpiji di berbagai daerah lantaran pedagang yang sering mengoplos gas elpiji 3 kg ke dalam tabung gas elpiji 12 kg. Menurutnya, pedagang tersebut akan mendapatkan untung berganda, sebab, gas elpiji 12 kg merupakan gas yang tidak disubsidi pemerintah.
"Itu sering terjadi di lapangan, pokoknya itu yang gampang terjadi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengakui, kelangkaan ini terjadi karena ada transisi perubahan skema penyaluran tersebut. Integrasi subsidi itu akan dilakukan bersama dengan beberapa kementerian terkait.
"Itu masuk dalam satu kartu, Kementerian Sosial yang nanti akan bertanggungjawab, supaya satu terorganisir, tapi data-data dari kita," tambahnya