Investasi Migas di Indonesia Masih Menguntungkan

Ilustrasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Stagnan dan cenderung lemahnya harga minyak dunia ternyata tak buat investasi migas di Indonesia berkurang. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas bumi menilai margin yang didapat dari investasi migas di RI masih cukup besar.

Energi Mega Persada Sukses Optimalisasi Produksi dan Komersialisasi Lapangan Idle

Pengawas Internal SKK Migas, Taslim Yunus mengatakan saat ini rata-rata biaya produksi dari eksplorasi minyak dan gas di Indonesia masih mencapai US$18 per barel. Sedangkan, harga minyak dunia masih ada dikisaran US$48 per barel.

"Cost produksi baik on shore maupun off shore saat ini rata-rata US$18 per barel, sementara harga masih dikisaran US$48 per barel maka sebenarnya ada margin bagi perusahaan," jelas Taslim, di Cepu, Jawa Tengah, Sabtu Malam, 19 Agustus 2017.

SKK Migas Putar Otak Demi Kejar Target 1.000 Sumur Minyak di 2025

Menurut dia, dari seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) biaya produksi dari gas masih menjadi yang paling murah saat ini. Dan KKKS BP Tangguh menjadi yang termurah.

"Mereka produksinya besar, biayanya murah dan harga terjangkau. Jadi bisa dikatakan menjadi yang paling efisien saat ini," jelasnya.

Begini Inovasi Medco Group Pasok Energi hingga Dukung Keberlanjutan

Sementara itu, untuk KKKS minyak yang sangat efisien saat ini masih dipegang oleh ExxonMobil dibandingkan sejumlah KKKS lain yang beroperasi di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dadan Kusdiana

Pemerintah Pacu Pengembangan Lapangan Gas Baru Dukung Swasembada Energi

Pemerintah berkomitmen mempercepat proses pengembangan lapangan-lapangan gas baru guna menopang ketahanan energi nasional dan mendukung proses transisi energi menuju NZE.

img_title
VIVA.co.id
10 Desember 2024