Bayar Tol Non Tunai, Bagaimana Kesiapan Sistemnya?
- VIVA/Hari Fauzan
VIVA.co.id – Bank Indonesia dan Badan Pengatur Jalan Tol akan terus berupaya merealisasikan penggunaan uang elektronik di seluruh ruas jalan tol pada Oktober 2017. Berbagai upaya pun akan dilakukan kedua regulator, untuk meningkatkan penetrasi transaksi non tunai di seluruh ruas jalan tol.
Deputi Gubernur BI Sugeng mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan keinginan tersebut, perbankan akan memperluas cakupan penjualan kartu uang elektronik di gardu tol. Jika saat ini hanya berjumlah 21 titik, regulator akan menambah paling sedikit 30 titik pengisian ulang kartu e-Money.
“Kami akan menambah, sehingga orang bisa lebih mudah top up kartunya,” kata Sugeng, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2017.
Berdasarkan data BI, pangsa transaksi non tunai di jalan tol saat ini baru mencapai 28 persen. Tidak hanya memperluas cakupan penjualan kartu uang elektronik, regulator pun akan mengarahkan komposisi antara gardu tol non tunai dengan gardu tol hybird ke proporsi 70:30.
Nantnya, gardu tol non tunai terdiri dari gardu tol otomatis, dan gardu manual yang hanya menerima pembayaran tol secara non tunai. Hal ini dilakukan, agar mendorong akseptasi yang lebih luas, sehingga mampu merealisasikan keinginan penggunaan transaksi non tunai 100 persen di gardu tol.
Kepala BPJT Harry Trisaputra Zuna pun memastikan, pada Oktober 2017 setiap gardu tol yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia tidak akan menerima transaksi secara tunai. Maka dari itu, pemerintah bersama regulator tengah berupaya memperbaiki model bisnis dari perbankan maupun Badan Usaha Jalan Tol.
“Pokoknya, nanti 100 persen. Akan dipaksa non tunai dari ujung secara keseluruhan,” katanya. (asp)