Survei BPS: Warga Maluku Utara Paling Bahagia se-Indonesia
- Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik merilis Indeks Kebahagiaan, yang mengukur tingkat kebahagiaan orang Indonesia. Berdasarkan catatan otoritas statistik, indeks kebahagiaan orang Indonesia ada di level 70,69 poin atau lebih tinggi dibandingkan hasil survei pada 2014, yakni di level 68,28 poin.
Lantas, penduduk provinsi mana yang memiliki indeks kebahagiaan tertinggi?
“Cenderung ke provinsi kepulauan seperti Maluku Utara, Maluku, dan Sulawesi Utara. Sementara yang terendah Papua, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.
Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, menjelaskan penduduk di Maluku Timur memiliki dimensi kepuasan hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya, yakni di angka 77,09. Selain itu, dimensi perasaan dan dimensi makna hidup di wilayah tersebut juga masing-masing di level 70,48 dan level 79 poin.
Menurut klasifikasi wilayah, BPS mencatat, penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan lebih bahagia dibandingkan penduduk desa. Indeks kebahagiaan di kota berada di level 71,64 poin, sementara indeks kebahagiaan di pedesaan hanya berada di level 69,57 poin.
Namun, hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan penduduk yang tinggal di perkotaan bahagia seutuhnya. Sebab, meskipun indeks kepuasan hidup personal penduduk kota lebih tinggi dibandingkan penduduk pedesaan, namun indeks kepuasan hidup sosial masyarakat pedesaan sedikit lebih tinggi dibandingkan masyarakat perkotaan.
“Di kota itu umumnya unggul di dimensi personal. Pencapaian di bidang personal, misalnya, di bidang pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan dan lain-lain. Ini yang sebabkan indeks kebahagiaan di Maluku itu tinggi,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Sairi Hasbullah.
Dalam kasus Maluku Utara, laporan BPS menunjukkan adanya variabel kuat yang berhubungan dengan hubungan sosial antarmasyarakat. Sehingga dengan demikian, tidak semua penduduk perkotaan mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya karena adanya perbedaan pola kehidupan sosial antar sesama.
“Contohnya di Yogyakarta, kemiskinannya tertinggi di Pulau Jawa. Tapi kebahagiaan tertinggi juga di Yogyakarta. Jadi paling miskin, tapi paling bahagia. Hubungan sosial mereka bagus, merasa dihargai, dan bangga karena bisa saling tolong menolong,” ujarnya. (ase)