15-8-1945: Kaisar Jepang Umumkan Menyerah
- www.japantimes.co.jp
VIVA.co.id – Hari ini, 72 tahun yang lalu, Jepang menyerah kalah. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Kaisar Jepang Hirohito.
Pengeboman dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 membuat posisi Jepang tersudut. Tak ada pilihan, Jepang menyerah kalah pada tentara Sekutu yang membombardir negeri Matahari Terbit tersebut.
Dikutip dari History, sebelumnya, Tokyo telah menyampaikan kepada Sekutu, bahwa mereka menerima syarat menyerah Konferensi Postdam yang disampaikan beberapa hari sebelumnya.
Kantor berita pemerintah Jepang juga sudah mengumumkan penyerahan diri itu, namun publik Jepang masih menunggu satu suara. Mereka menunggu suara Kaisar Hirohito, yang mereka kagumi, hormati, dan cintai, menyampaikan kekalahan itu dari mulutnya sendiri.
Dalam tradisi keagamaan Shinto di Jepang, seorang Kaisar adalah representasi Ilahi. Suaranya adalah suara Tuhan. Dan pada tanggal 15 Agustus, suara itu untuk pertama kalinya terdengar melalui siaran radio di Jepang.
Suara itu mengakui bahwa musuh Jepang "telah mulai menggunakan bom yang paling kejam, kekuatan yang harus dilakukan untuk melakukan kerusakan memang tidak terhitung, dan mengambil paksa kehidupan banyak sekali orang yang tidak bersalah."
"Inilah alasan mengapa Jepang menyerah," demikian tulisan dalam buku Memoar Hirohito yang diterbitkan dan diterjemahkan setelah perang selesai. Alasan itu membuktikan ketakutan Sang Kaisar akan hancurnya ras Jepang jika perang diteruskan.
Sebuah titik paling krusial dalam istilah 'menyerah' Jepang adalah status Hirohito sebagai kaisar. Tokyo ingin status kaisar dilindungi, tapi Sekutu tidak menginginkan adanya prasyarat. Dan terjadilah kompromi. Kaisar boleh mempertahankan gelarnya.
Jenderal Douglas MacArthur percaya bahwa setidaknya kehadiran seremonialnya akan menjadi pengaruh yang stabil untuk Jepang paska perang. Tapi Hirohito terpaksa melepaskan status Ilahiahnya. Dan, Jepang lebih dari sekadar kalah perang, mereka kehilangan Tuhan. (ase)