Pengusaha Curhat Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Bingung
VIVA.co.id – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mempertanyakan pernyataan kalangan pengusaha yang menyebut telah terjadi penurunan penjualan ritel, khususnya karena lemahnya daya beli masyarakat dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah mengklaim daya beli masyarakat masih terjaga.
"Saya sampaikan ke Pak Hariyadi (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia) dan yang lain. Kalau ada yang bilang turun, karena apa? Mana datanya," kata Enggartiasto, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2017.
Berdasarkan penelusuran otoritas perdagangan, penurunan di sektor ritel hanya terjadi pada satu pusat perbelanjaan, lantaran perusahaan tersebut melakukan efisiensi, dan bukan karena penjualan yang menurun. Sementara sektor ritel yang lain, justru masih mencatatkan pertumbuhan yang positif.
“MAP yang jual barang-barang branded itu tidak turun. Matahari Store, itu belum disatukan dengan Matahari.com naik. Hanya satu ritel yang turun, yaitu Hero. Dia efisiensi, tapi labanya juga naik 257 persen,” katanya.
Secara garis besar, pemerintah masih memandang kondisi daya beli masyarakat yang relatif terjaga. Meskipun total dana pihak ketiga di perbankan tumbuh pada kuartal dua, hal tersebut sama sekali bukan cerminan sebagian masyarakat enggan menggelontorkan uangnya.
Apalagi, dengan melihat geliat ekonomi Indonesia pada kuartal kedua yang mampu tumbuh lima persen, mencerminkan kondisi perekenomian domestik dalam keadaan terjaga. Jika daya beli menurun, maka angka pertumbuhan pun diperkirakan tidak akan mencapai level tersebut.
"Bicara daya beli dan realisasinya, inilah hasil pertumbuhan ekonomi kita. Kalau ada yang turun dan naik itu biasa. Tidak ada korelasi dengan daya beli," tuturnya.