JK: Suplai Panas Bumi Besar di Flores Tapi Kecil Manfaat
- ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
VIVA.co.id – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyoroti masalah dari ditetapkannya Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pulau geotermal atau pusat dari tenaga panas bumi di Indonesia.
Penetapan sendiri dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 2268 K/30/MEM/2017, tertanggal 19 Juni 2017.
JK menyoroti timpangnya potensi energi panas bumi di sana bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dari pulau yang termasuk kepada kawasan Indonesia timur itu.
Merujuk kepada data Kementerian ESDM, Pulau Flores memiliki potensi energi panas bumi sebesar 902 megawatt (MW). Sementara, jumlah penghuni Pulau Flores sendiri ada di kisaran 1,8 juta jiwa.
"Sumber-sumber itu memang ada. Masalahnya, kalau disuatu pulau kecil, di Flores, sebagian besar, sebenarnya kecil (potensi pemanfaatannya). (Penduduk) yang memakainya tidak banyak, itulah masalahnya," ujar JK usai membuka The 5th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017.
Pulau Flores sendiri memiliki 16 titik potensi energi panas bumi yang tersebar di pulau yang memiliki luas wilayah 13.540 kilometer persegi itu. Meski demikian, hingga saat ini, baru dua titik yang dioptimalkan pemanfaatannya, yaitu Ulumbu dan Mataloko. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dibangun di kedua titik itu juga hanya mampu menghasilkan listrik dengan total kapasitas 12,5 MW.
Namun, JK juga menyampaikan keyakinannya bahwa kalangan industri energi tentu akan melakukan eksplorasi sesuai dengan perkembangan kondisi di sana. Jika NTT, yang juga kaya akan potensi ekonomi, menjadi pusat industri pula di masa mendatang, bukan tak mungkin potensi energi panas bumi di sana bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di Pulau Flores.
"Pengembangannya tentu melihat sesuai kebutuhan dulu sambil bertahap. Melihat pola industri di sana," ujar JK.