Menteri Jonan Akui Sulit Kembangkan Panas Bumi di Indonesia
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi, atau PLTP di Tanah Air.
Apalagi saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Tanah Air masih sangat kecil sekali. Padahal, menurut Jonan, potensi 'harta karun' panas bumi Indonesia sangat besar untuk terus dimaksimalkan.
Hingga kini, pembangkit listrik tenaga panas bumi yang sudah beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) baru sekitar 1.700 Megawatt.
"Ini masih kecil sekali dari kapasitas 29 ribu MW, atau potensi energi Panas Bumi Indonesia. Dan, kita akan coba usahakan makin lama makin cepat," kata Jonan di acara The 5TH International Geothermal Convention And Exhibition (IIGCE) 2017 di JCC, Senayan, Rabu 2 Agustus 2017.
Jonan menegaskan, pengembangan energi panas bumi ini sesuai dengan arahan Presiden dan Wakil Presiden untuk mendorong bauran energi sebesar 23 persen pada tahun 2025.
"Ini berdasarkan COP-21 di Paris. Kita akan berusaha mencapai bauran energi 23 persen di 2025. Memang, ini enggak mudah," kata dia.
Namun, Jonan mengaku tetap optimistis mencapai hal tersebut melalui peningkatan pembangunan pembangkit atau eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di berbagai daerah.
"Untuk WKP yang sudah di produksi akan kami dorong terus dan pemerintah akan tetap mempertimbangkan harga keekonomian yang fair bagi pengguna maupun produsen," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data IIGCE, potensi panas bumi lndonesia mencapai 28.579 MW, yang terdiri dari total cadangan sebesar 17.506 MW dan sumber daya sebesar 11.073 MW. Sedangkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) saat ini baru sebesar 1698.5 MW, atau 5,9 persen dari total potensi untuk pembangkil tenaga listrik.
Hingga akhir 2017, direncanakan kapasitas PLTP meningkat menjadi 1858.5 MW dengan tambahan dari PLTP Sarulla Unit 2 (Sumatera Utara) kapasitas 110 MW, PLTP Sorik Marapi Modullar 1 (Sumatera Utara) kapasitas 20 MW, dan PLTP Karaha (Jawa Barat) kapasitas 30 MW. Sedangkan PLTP Ulubelu Unit 4 (Lampung) Kapasitas 55 MW telah COD pada April 2017 lalu. (asp)