BPS Klaim Daya Beli Masyarakat RI Masih Aman

Belanja Lebaran di Pasar Tanah Abang
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mengklaim, tingkat konsumsi masyarakat pada pertengahan tahun masih relatif aman. Stabilnya daya beli masyarakat, tercermin dari rendahnya inflasi pada pertengahan tahun yang berada di angka 0,22 persen. 

Kenaikan UMP 2025 Dinilai Bawa Dampak Positif, Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat

“Idealnya, kalau inflasi terkendali, maka daya beli bagus. Kalau inflasi tinggi, maka daya beli akan rendah. Ini akan membuat daya beli terjaga,” kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.

Berdasarkan data BPS, geliat konsumsi masyarakat dari sisi penjualan barang konsumsi dan otomotif tercatat mengalami pertumbuhan minus. Pertumbuhan industri tekstil secara year on year tercatat tumbuh minus 2,23 persen.

Ekonom Ingatkan Dampak PPN Naik Jadi 12 Persen Turunkan Daya Beli Masyarakat

Sementara itu, pertumbuhan industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer secara year on year pun tumbuh minus 3,85 persen. Meskipun pertumbuhan industri makanan mampu tumbuh 7,04 persen secara year on year, namun industri minuman justru tumbuh minus 8,26 persen.

Kecuk membantah, rendahnya inflasi Juni menunjukkan pelemahan permintaan. Apalagi, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat, seperti menekan harga komoditas strategis di tingkat pasaran.

Daya Beli Masyarakat Turun? Begini Cara Agar Bisnis Tetap Bertahan dan Berkembang!

“Pengendalian pangan jauh lebih bagus. Harus menekan yang volatile food. Dari awal kita ke sana. Kalau dibiarkan, nanti gejolaknya tinggi, administered prices tinggi, dan sebagainya. Ini, karena lebih terjaga,” katanya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti tak memungkiri, telah terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat dari yang sebelumnya cenderung ke pedagang konvensional, menjadi ke pedagang online. Namun, ia menampik hal tersebut membuat daya beli melambat.

“Memang sekarang ini mulai marak yang online. Tapi kalau dilihat dari produksi, sama saja. Hanya, cara beli saja yang berubah. Jadi, kalau dikaitkan dengan apakah daya beli turun, tidak juga. Hanya cara beli saja,” katanya. (asp)

ilustrasi pajak

Analis Sebut Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Berpengaruh Signifikan ke Pasar Modal Domestik

Analis menilai kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi pasar dalam negeri karena dua indikator utama makroekonomi stabil.

img_title
VIVA.co.id
9 Desember 2024