Kriteria Investasi yang Dicari Indonesia
- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Investasi masih menjadi salah satu penopang yang diharapkan mendorong perekonomian tahun ini. Daya beli masyarakat yang masih lesu, serta aktivitas ekspor yang belum menggeliat, menjadikan sektor investasi sebagai daya gedor untuk menggenjot perekonomian domestik.
Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan akan terus berupaya mendorong geliat investasi tahun ini. Salah satunya, adalah dengan melakukan roadshow ke berbagai negara untuk menawarkan proyek-proyek strategi nasional yang saat ini digencarkan oleh pemerintah.
Namun tak seperti beberapa tahun sebelumnya, otoritas investasi kali ini hanya akan menawarkan proyek yang memiliki nilai tambah. Terutama, proyek yang mampu mendorong aktivitas perekonomian, serta menyerap tenaga kerja nasional secara masif.
“Promosi ke luar negeri tetap BKPM akan lakukan. Tentu, akan lebih fokus dan targetted. Yaitu, ke sektor bidang usaha yang memang kita prioritaskan,” kata Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Modal BKPM Azhar Lubis melalui pesan singkatnya kepada VIVA.co.id, Jakarta, Selasa 1 Juli 2017.
Data BKPM menunjukkan, realisasi investasi selama periode Januari - Juni 2017 mencapai 336,7 triliun. Penanaman modal asing mencapai Rp206,7 triliun, atau naik 5,8 persen dari tahun lalu, sedangkan penanaman modal dalam negeri Rp129,8 triliun, atau naik 26,5 persen dari tahun lalu.
Dengan tren enam bulan terakhir, BKPM mengaku yakin mencapai target realisasi investasi tahun ini yang dipatok Rp678,8 triliun. Optimisme tersebut, di dorong dari berbagai kemudahan yang telah diberikan pemerintah melalui paket deregulasi.
“Tentu, persiapan harus lebih matang. Negara dan investor yang dituju harus lebih fokus. Sehingga akan banyak investasi yang berkualitas, yang memang datang karena kita butuhkan,” katanya.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga mengaku tengah memetakan sejumlah daerah yang nantinya akan di tawarkan kepada investor. Pemerintah ingin, agar sebaran investasi yang selama ini terpusat di pulau Jawa bisa menyebar ke daerah-daerah lain.
Saat ini, realisasi investasi terbesar masih dikuasai oleh wilayah-wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Selatan. Padahal, menurut Himawan, ada beberapa daerah potensial yang mampu menjadi destinasi menarik bagi investor.
Misalnya, sektor pariwisata di wilayah Indonesia Timur, seperti kawasan wisata Labuan Bajo di Nusa Tenggara Tmur. Menurutnya, sudah ada beberapa negara yang menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut karena melihat potensi yang besar.
“Australia dalam konteks ini siap mendukung, dari mulai master planning sampai investasinya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga untuk negara lain. Makanya disiapkan dulu, baru kemudian dijual. Jangan kita tawarkan yang belum siap,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, BKPM pun berencana menggelar Regional Investment Forum. Dalam kesempatan ini, setiap kepala daerah akan diberikan kesempatan untuk memaparkan wilayahnya masing-masing kepada para penanam modal, baik itu dalam negeri maupun luar negeri.
“Ini kuncinya kesiapan. Kita dalam memasarkan sifatnya sudah targetted. Tidak lagi seperti dulu, banyak seremonial. Jadi, mengutamakan proyek besar yang memang sudah siap untuk ditawarkan,” katanya. (asp)