Mentan Amran Genjot Produksi Kopi RI, Mau Kalahkan Vietnam
- REUTERS/Noor Khamis/Files
VIVA.co.id – Pemerintah kini menargetkan produksi kopi nasional dapat meningkat dua kali lipat. Ini agar posisi Indonesia sebagai produsen terbesar keempat di dunia dapat naik menggeser posisi Kolumbia dan Vietnam.Â
"Kopi, kita melihat (Indonesia) pada urutan keempat sekarang. Kita mau supaya naikkan produksi dari 0,6 ton (per hektare) menjadi 1 ton. Kalau itu kita capai, kita urutan dua dunia," kata Amran di Makassar, Senin, 31 Juli 2017.
Berdasarkan data International Coffee Organization, RI berada di peringkat keempat produsen kopi dunia, dengan hasil produksi 691 ribu ton per tahun. Posisi Indonesia berada di bawah Kolombia dengan produksi 840 ribu ton dan Vietnam yang produksinya 1,6 juta ton.
Peringkat pertama diduduki oleh negara Amerika Selatan, yakni Brasil, dengan total produksi sebanyak 3 juta ton per tahun. Amran mengatakan produksi kopi RI kalah jauh dengan Brasil, padahal jika melihat luas area perkebunan antara RI dan Brazil terbilang hampir sama.
Direktorat Jenderal Perkebunan dari Kementerian Pertanian mencatat jumlah area lahan kopi di Indonesia pada tahun ini sebesar 1.233.483 hektare. Lahan ini terdiri dari perkebunan kopi robusta sebesar 912.135 hektare dan perkebunan kopi arabika sebesar 321.158 hektare.
Produksi kopi dalam negeri pada 2017 ini menembus 637 ribu ton dengan 1,1 juta hektare atau 707 kilogram per hektare. Sementara, pada 2016, produksi mencapai 639 ribu ton dengan luas areal 1,2 juta ton.
"(Produksi) Bukan menurun, ini sudah persoalan lama, kita akan naikkan produktivitas. (Produksi kopi) Vietnam 2,5 ton (per hektare), gak usah dulu lompat menjadi 2 ton. Kalau kita capai satu (ton) saja, itu kita masuk urutan dua dunia. Kalau kita naikkan lagi jadi 2 ton, bisa kita jadi urutan pertama dunia," tuturnya.Â
Untuk target tersebut, Amran menjelaskan, pihaknya akan melakukan perluasan lahan 200 hektare di wilayah Kalimantan. Termasuk melakukan peremajaan lahan, pemberian edukasi kepada petani, hingga memberikan bibit gratis.Â
Kementan juga akan melakukan perbaikan sistem perbenihan dan memberikan sertifikasi pohon induk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan agar bisa lebih berdaya saing di pasar internasional.Â
Menurutnya, pemerintah telah siap menghadapi tantangan seperti pengairan dan tipe varietas. Semua itu akan dilakukan untuk meningkatkan penghasilan kopi di Indonesia. (ren)