Induk Usaha Produsen Maknyuss Akui Beli Beras IR64

Ilustrasi beras/nasi.
Sumber :
  • Pixabay/lightluna94

VIVA.co.id – PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membantah jika anak usahanya disebut telah merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah. Hal ini menjawab pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menyatakan bahwa anak usaha AISA, PT Indo Beras Unggul (IBU) telah merugikan negara ratusan triliun. 

Alfamidi Bukukan Laba Rp 467 Miliar di Kuartal III-2024, Simak Sumber Cuannya

Direktur Independen Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sekaligus Juru Bicara PT IBU, Jo Tjong Seng alias Asen mengatakan, pihaknya sama sekali tidak menggunakan beras subsidi yang dinilai membuat negara rugi itu. Hanya saja, dia mengakui bahwa pihaknya membeli beras dengan jenis IR64 sesuai dengan mekanisme pasar.

Ia menyebut bahwa beras dengan jenis IR64 itu bisa diolah menjadi beras Premium atau pun Medium sesuai pengolahannya. Menurut dia, IR64 yang ada di pasaran itu sudah terlepas dari kategori subsidi, lantaran pemerintah hanya mensubsidi input atau petaninya.

Turun 7,8 Persen, Adaro Energy Cetak Laba US$1,17 Miliar Kuartal III-2024

"Subsidi input sudah selesai di tingkat gabah, IR64 atau apapun yang dihasilkan itu tidak ada lagi disubsidi," kata Asen di Bursa Efek Indonesia, Selasa 25 Juli 2017.

Dia menegaskan, pihaknya terlepas dari subsidi ketika membeli beras IR64 itu sesuai dengan mekanisme pasar. Artinya, lanjut dia, Petani yang sudah menjual beras nya sesuai mekanisme pasar maka subsidi nya selesai sampai di situ.

Produsen Susu Ultra hingga Teh Kotak Ini Cetak Laba Bersih Rp 893 M Kuartal III-2024, Turun 6 Persen

"Apakah mereka punya subsidi input atau tidak itu semua adalah gabah umum," ujar dia. 

Dia menegaskan pihaknya sama sekali tidak memakai beras sejahtera (rastra) yang disalurkan oleh Badan Urusan Logistik. Mengenai beras IR64 yang diolah menjadi premium atau medium, menurutnya hal itu tergantung parameter mutu fisik dan pengolahan oleh perusahaan.

"Prameter medium dan premium itu tergantung parameter mutu fisik dan varietas, Tergantung bagaimana perusahaan mengolah hal itu tergantung Standar Nasional Indonesia," ujar dia.

Sementara itu, Presiden Direktur AISA, Stefanus Joko Mogoginta mengatakan bahwa beras IR64 yang dibelinya itu sama seperti yang dibeli oleh perusahaan lain.

"Kalau dibilang kita beli beras IR64 iya, tapi itu juga dibeli oleh pelaku usaha lain, Harapan kami setelah ini, kita akan bicara dan diskusi mencari solusi mencari jalan keluar yang terbaik dengan semua stakeholder, terkait semua ketetapan itu," ujar dia. 

Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 1.161 ton beras milik PT Indo Beras Unggul (PT IBU) di Kabupaten Bekasi disita Satgas Pangan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga perusahaan tersebut telah rugikan negara ratusan triliun. 

"Ini enggak main-main. merugikan masyarakat dan negara, sampai nilainya ratusan triliun (rupiah)," kata Tito saat penggerebekan, kamis Malam, 20 Juli 2017.

Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso

Bidik Potensi Bisnis Industri Kendaraan Listrik di 2025, Begini Strategi Dharma Polimetal

miten manufaktur komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)membidik peluang pasar industri electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik pada tahun 2025 mendatang.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024