Waspada Tipu-tipu Rumah Murah Bersubsidi

Rumah Subsidi Bermasalah Bumi Berlian Serpong.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Menawarkan rumah tapak dengan harga sangat murah dan bersubsidi kini sering dijumpai di sejumlah wilayah pinggiran Jabodetabek. Murahnya harga membuat pembeli tidak sadar bahwa pengembang perumahan itu tidak kredibel.

BRI Info Lelang Beri 6 Rekomendasi Rumah Murah di Jabodetabek

Diawali dari janji-janji manis, seperti memiliki unit terbatas dan 50 orang pertama akan mendapatkan sejumlah bonus seperti sofa. Itu menjadi modus pengembang nakal memangsa para korban. 

Seperti halnya dialami Anisa Leonita. Karyawati swasta berusia 32 tahun itu harus menelan pil pahit karena “rumah subsidi” yang dibelinya dari cucuran keringat tak ada kabar kejelasan. Sang pengembang menghilang entah kemana.

BRI Targetkan Penyaluran 20.000 Unit KPR FLPP di 2024, Simak Persyaratannya!

Ia mengetahui penjualan rumah subsidi tersebut dari Internet pada 2016 lalu. Rumah yang ditawarkan itu berlokasi di Perumahan Bumi Berlian Serpong, di Desa Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur, Bogor.

Kemudian, karena ketertarikan dengan harga murah serta lokasi, Anisa kemudian menghubungi marketing perumahan tersebut yang diketahui dimiliki pengembang PT Cakrawala Karya Kanakas (CKK).

Tawarkan Rumah Subsidi di Purwakarta dan Bandung, Perumnas: Cicilan Rp 900 Ribu Sampai Lunas!

Anisa pun kemudian diajak ke lokasi dan setuju untuk membayar tanda jadi dan booking fee kepada pengembang tersebut. Lalu, dilanjutkan pada pembayaran DP atau uang muka sekitar Rp20 juta pada 2 Juni 2016 dan ditransfer ke rek BTN.

Ia pun kemudian mendapatkan bukti kwitansi pembelian unit rumah namun tidak ditanda-tangan oleh Direktur PT CKK, yaitu John Sumanti, melainkan atas nama Melly. Dan setelah itu interview dengan BTN untuk pengajuan KPR.

Dan setelah ditunggu pembangunannya hingga satu tahun lamanya, Anisa kemudian mendapat kabar bahwa rumah yang sudah dibayarnya tidak mengalami perkembangan, dengan alasan pengembang yang tidak masuk akal.

"Setelah lama tak ada perkembangan saya hubungi marketingnya, yaitu Ricky. Tapi jawabannya kurang memuaskan. Dan uang yang sudah saya bayar untuk diminta kembali tidak jelas. Sedangkan pemilik PT-nya tidak bisa dihubungi," jelas Anisa kepada VIVA.co.id, Senin 24 Juli 2017.

Unit rumah mangkrak di Bumi Berlian Serpong.

Senada dengan hal itu, Hendra (31) pembeli rumah subsidi di perumahan yang sama mengaku setelah progress pembangunan berhenti, konsumen sulit untuk meminta kembali uang yang telah dibayarkan.

Status Tanah

Bahkan, untuk mengkontak PT CKK hanya bisa melalui marketing dan memberikan janji-janji yang selalu mundur pada praktiknya. Sekarang, lanjut Hendra, sejumlah korban masih menanti niat baik pengembang.

Sementara itu, Marketing Perumahan Bumi Berlian Serpong, Ricky Taufan, mengungkapkan proyek perumahan subsidi ini adalah yang pertama kali dikerjakan oleh PT CKK.

Menurut dia, berhentinya progress pembangunan rumah ini karena status tanah yang tidak jelas diselesaikan antara pemilik perusahaan dengan warga. Hingga saat ini baru 70 unit yang dibangun dari seluruh proyek yang direncanakan.

"Awalnya berjalan lancar. Kami (tim marketing) kaget, kenapa proyeknya ditembok warga. Dan owner selanjutnya tak bertanggung jawab, dan sekarang kami coba bantu cari owner untuk kembalikan uang konsumen," jelas Ricky. (ren)
 

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah bersubsidi di kawasan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,

PPN Mau Naik 12 Persen, Masyarakat Bakal Sulit Punya Rumah

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024