Mocca Belajar Bikin Lirik Lagu Bahasa Indonesia
- VIVA.co.id/Bobby Agung Prasetyo
VIVA.co.id – Mocca merupakan salah satu band indie label dari Tanah Air, yang sudah banyak melakukan pertunjukan di berbagai negara baik di Eropa, Amerika dan Asia.
Penggunaan lirik berbahasa Inggris pun begitu mendominasi di lagu-lagu Mocca, karena hingga kini hanya satu lagu mereka yang menggunakan lirik berbahasa Indonesia berjudul 'Hanya Satu'.
Ketika ditanyakan kepada Arina Epiphania, sang vokalis, mengenai kemungkinan penggunaan bahasa Indonesia dalam lagu-lagu Mocca di album berikutnya, dia pun menegaskan bahwa kemungkinan itu sangat mungkin terjadi.
"Mungkin banget sih. Kami tidak menutup kemungkinan itu sama sekali. Karena memang eksplor bahasa Indonesia itu menarik banget sebenarnya. Cuma karena kemarin kami itu terlalu memanjakan musiknya, kami selalu merasa kalau bahasa tuh adalah salah satu elemen dalam sebuah lagu," ujar Arina kepada VIVA.co.id di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu 19 Juli 2017.
Arina menjelaskan, dia dan rekan se-bandnya di Mocca selama ini memang memandang lirik ibarat cat, dan musik sebagai kanvas. Sehingga, pemilihan nuansa nada pun kerap menentukan tema lirik yang digunakan.
"Itu ibaratnya kamu mau melukis mau pakai cat air atau cat minyak, buat kami tuh bahasa seperti itu, salah satu media untuk melengkapi lagu. Jadi kalau melodi lagunya seperti ini, ah cocoknya pakai bahasa ini, begitu. Jadinya selama ini cocoknya masih bahasa Inggris saja memang," kata Arina.
Meski demikian, Arina sebagai salah satu song writer di Mocca mengaku sudah memiliki ketertarikan untuk menggunakan bahasa Indonesia untuk lagu-lagu Mocca di album selanjutnya.
Oleh karenanya, dia pun mengaku sudah mulai mengeksplor bahasa Indonesia dalam pembuatan lirik lagu, karena bahasa yang digunakan sehari-hari ini justru seakan menuntutnya untuk belajar lebih banyak lagi jika ingin dituangkan menjadi lirik lagu.
"Selama ini kalau dengar lagu bahasa Indonesia itu kan levelnya harus naik satu tingkat ketika jadi lagu. Mungkin harus lebih puitis, lebih keren, ada beban itu kan biasanya. Takutnya, aduh, takut kampungan nih gue. Karena kan sudah kebiasaan pakai bahasa itu sehari-hari," ujarnya. (ase)
Â