Janji Menteri Jonan Turunkan Tarif Listrik
VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, mahalnya tarif listrik di suatu daerah dapat memicu tindakan radikalisme. Hal ini dapat terjadi lantaran munculnya kecemburuan sosial di suatu daerah akan ketersediaan listrik.
Dia pun mencontohkan, pada suatu hari ketika akses listrik sudah mulai masuk ke suatu desa yang belum pernah ada listriknya sama sekali. Akan tetapi, ironisnya penduduk setempat tidak mampu untuk membeli listrik karena tarif yang mahal.Â
Kondisi ini, lanjut Jonan, jika dilihat oleh orang dewasa atau orang yang sudah tua mungkin hanya akan melayangkan protes . Namun, ini berbeda jika dilihat oleh anak-anak remaja.
"Kalau ini dilihat oleh anak-anak kita yang umurnya itu masih remaja, 15, 17, dan  18 tahun, yang tidak pernah lihat listrik dalam hidupnya, pada satu hari dia lihat ada kabel listrik depan rumahnya, tapi orang tuanya juga tidak mampu beli. ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang sangat besar," kata Jonan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu 19 Juli 2017.Â
Kondisi seperti inilah yang menurut Jonan dapat menimbulkan sikap radikalisme hingga terorisme. "Ini akan dapat menimbulkan sentimen radikalisme yang luar biasa karena perasaan ketidakadilan," kata JonanÂ
Pemerintah lewat Kementerian ESDM, kata dia, akan berupaya menurunkan tarif listrik agar terjangkau bagi masyarakat khususnya masyarakat bawah. Berbagai upaya, ujar Jonan, telah dilakukan dengan mengatur tarif batas atas untuk energi pembangkit tenaga listrik, baik yang bersumber dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hingga energi Fosil.Â
"Saya sudah bilang dengan PLN, pemerintah tidak akan happy kalau tarif listrik itu tidak naik (tetap). Kita itu akan happy itu kalau tarif listrik itu turun," ujar dia.
Â