ExxonMobil Pastikan Setop Garap Blok Natuna, Ini Alasannya
- Reuters
VIVA.co.id – Perusahaan minyak asal Amerika Serikat, ExxonMobil, memastikan tidak ingin melanjutkan kegiatan atau meneruskan pengelolaan Blok East Natuna. Hal ini disebut lantaran kegiatan di lapangan migas itu tak lagi ekonomis bagi perusahaan.
Vice President Public and Goverment Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto, mengungkapkan keputusan itu diambil setelah menyelesaikan kajian Technology and Market Review (TMR) untuk blok tersebut. Sayangnya proyek tersebut dinilai tidak layak investasi.
"Ya, kami telah berkirim surat ke Menteri ESDM yang menyampaikan bahwa setelah menyelesaikan TMR untuk Blok East Natuna, kami menyampaikan tidak meneruskan diskusi dan kegiatan terkait East Natuna," kata Erwin kepada VIVA.co.id, Selasa 18 Juli 2017.
Sebagaimana diketahui, ExxonMobil merupakan salah satu anggota konsorsium di Blok East Natuna bersama dengan PTT Thailand dan pimpinan konsorsiumnya adalah PT Pertamina. Hasil kajian tersebut yang menjadi alasan kuat bagi ExxonMobil untuk tidak melanjutkan pengelolaan Blok tersebut.
"Tapi, kami tetap berkomitmen pada operasi ExxonMobil di Indonesia dan terus mengkaji peluang baru di Indonesia," ujar dia.
Ladang Gas Terbesar
Blok East Natuna merupakan ladang gas terbesar di Indonesia yang cadangannya yang bisa diproduksi mencapai 46 triliun kaki kubik (TCF) dan telah dieksplorasi sejak tahun 1973. Namun sampai saat ini, masih banyak perusahaan yang tidak sanggup lantaran kandungan karbondioksidanya yang cukup tinggi.
Sehingga, diperlukan teknologi pemisahan juga injeksi karbondioksida yang bisa memproduksi secara efisien.
"Kami terus terus mencari dan mengevaluasi peluang baru yang ada dan ditawarkan," tutur Erwin. (ren)