Eks Bos BRI Didaulat Jadi Direktur Utama Askrindo
- ANTARA/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno secara resmi menunjuk mantan bos PT Bank Rakyat Indonesia, Asmawi Syam menjadi Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia. Sebelum menujuk Asmawi, jabatan tertinggi di Askrindo lowong dalam tiga bulan terakhir.
Keputusan pengangkatan Asmawi Syam diambil pada Rapat Umum Pemegang Saham perseroan, dan telah tertuang melalui SK-130/MBU/7/2017 pada 14 Juli 2017 lalu. Dengan ini, Asmawi yang telah pensiun sebagai bankir akan kembali berada di pucuk tertinggi BUMN sektor asuransi tersebut.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra mengungkapkan, diangkatnya Asmawi Syam sebagai bos baru Askrindo telah melaui berbagai aspek pertimbangan yang mencakup rekam jejak, kapablitas, pengalaman panjang, serta kepemimpinan yang dinilai mampu memperkuat kinerja perseroan.
"Diharapkan Askrindo bisa semakin meningkatkan kinerja dari sisi pendapatan pejaminan kredit, premi asuransi, pendapatan subrogasi, serta pendapatan dari hasil investasi," kata Hambra, dikutip melalui keterangan resmi yang diterima VIVA.co.id, Jakarta, Minggu 16 Juli 2017.
Dalam masa kepemimpinannya di Askrindo, Asmawi menegaskan, akan fokus dalam upaya-upaya penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Salah satu prioritas yang akan digenjot, adalah peningkatan sinergi antara Askrindo dengan bank penyalur Kredit Usaha Rakyat.
"Sinergi tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan dan kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya," tuturnya.
Karir profesional Asmawi di sektor perbankan dimulai sejak 1980. Selama berkarir, ia telah menduduki berbagai jabatan manajerial antara lain, Kepala Divisi Bisnis Umum, Kepala Divisi Consumer Banking, Pemimpin Wilayah Bandung, sampai dengan Pemimpin Wilayah Makassar.
Karirnya pun terus menanjak, sampai akhirnya pada tahun 2007 ia ditunjuk sebagai Direktur Kelembagaan Bank BRI hingga 2014. Kemudian pada 2015, Asmawi pun secara resmi memimpin BRI, menggantikan Sofyan Basir yang pada waktu itu ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara.