PLTN Belum Tepat untuk RI Walau Listrik Masih Kurang
VIVA.co.id – Walau banyak daerah belum dialiri listrik, Indonesia dipandang tidak perlu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Itu karena Indonesia memiliki banyak sumber energi seperti gas dan batu bara, yang masih belum optimal dimanfaatkan.
Demikian menurut Ketua dewan pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Herman Daniel Ibrahim. Menurut dia PLTN, menggunakan anggaran yang sangat besar, dan dari segi risiko juga cukup besar. Jika terjadi kebocoran, risikonya sangat berbahaya terhadap kesehatan begitu juga dampaknya terhadap lingkungan. Bahkan, petani tidak bisa bertani hingga 25 tahun.
"Kita tidak membutuhkan PLTN, karena sumber energi kita sangat banyak. Tinggal bagaimana mengembangkannya lagi," kata Herman usai suatu diskusi di Universitas Andalas Padang, Jumat 7 Juli 2017.
Ia mengungkapkan, dulu Indonesia memang pernah akan membangun PLTN di Muria, Jawa Tengah, dan sudah sampai pada tahap studi tapak. Upaya itu dilakukan ketika wilayah tersebut masih terisolasi dan tidak banyak penghuni.
"Umumnya negara yang membangun PLTN karena tidak ada sumber energi, dan penduduknya banyak. Seperti Jepang, Korea, Prancis dan mereka punya teknologinya sendiri," jelasnya.
Sementara Indonesia penduduknya banyak, tapi juga punya banyak energi. Masalahnya, teknologi penggarapannya masih minim. Maka, dia menyarankan lebih baik Indonesia gunakan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Sampai 2100 cadangan energi gas dan batu bara kita masih sangat cukup. EBT di Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar, salah satu kendala pengembangan energi yang terbarukan ini karena lokasinya yang membuat mahal," ujar Herman.
Untuk itu, Indonesia sebaiknya menjadikan energi gas dan batu bara sebagai energi utama, sehingga bisa menjadikan Indonesia bebas nuklir. "Nuklir itu sangat mahal, Jepang kerugiannya sangat besar, kalau negara tak kuat, bisa bangkrut," lanjut dia. (ren)