Infrastruktur Terkoneksi Jadi Target RI Kerek Daya Saing
- Dok.KemenPUPR
VIVA.co.id – Laporan daya saing global 2017 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) menunjukkan daya saing infrastruktur Indonesia berada di peringkat 60. Angka itu naik dua peringkat dari tahun lalu, tapi di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yusid Toyib mengatakan dengan capaian tersebut maka peningkatan daya saing infrastruktur harus jadi fokus utama, sebab dibutuhkan Indonesia dalam perdagangan internasional.
“Daya saing mengantar kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri, hasilkan devisa melalui ekspor barang dan jasa. Lalu bisa meningkatkan pendapatan Negara dan kesejahteraan rakyat," jelas Yusid Toyib, dalam keterangannya, Kamis 15 Juni 2017.
Untuk itu, dalam mengejar ketertinggalan itu, Indonesia perlu strategi dan kebijakan pembinaan sektor konstruksi yang tepat, sehingga mampu tingkatkan produktivitas konstruksi dalam rangka mendorong daya saing.
Ia menuturkan, Infrastruktur yang terintegrasi dan berkualitas akan menunjang aspek konektivitas yang memudahkan pergerakan barang, jasa, dan manusia, serta berdampak pada efisiensi biaya transportasi dan logistik.
“Dengan adanya konektivitas rakyat lebih terjamin keamanannya dan lebih meningkat kesejahteraannya, sebab dengan konektivitas seluruh lapisan masyarakat mendapatkan kemudahan akses untuk memperoleh kebutuhan dasar," terang Yusid.
Perlu diketahui, saat ini sektor konstruksi tercatat menempati posisi ketiga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sepanjang 2016, dengan kontribusi sebesar 0,51 persen, setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.
Bahkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan sektor konstruksi berkontribusi cukup signifikan sebesar 10,38 persen di dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB).