Begini Cara Kerja Virus CrashOverride dan Stuxnet

Ilustrasi virus komputer.
Sumber :
  • Pixabay/geralt

VIVA.co.id – Rusia lagi-lagi dituduh menciptakan malware atau virus komputer baru. Setelah dianggap berhasil mengacak-acak pemilu Presiden Amerika Serikat tahun lalu, kini peretas (hacker) dan pemerintah Rusia merancang senjata siber (cyberweapon) yang membidik industri energi AS.

Kiamat Digital Mengintai, Hacker Canggih Bobol Sistem Pertahanan Negara

Seperti diketahui, AS sangat bergantung pada sektor energi, terutama infrastruktur tenaga kelistrikan. Malware ini disebut CrashOverride, yang secara khusus dirancang untuk menghancurkan sistem kendali industri energi.

Hal ini mengingatkan kembali pada tujuh tahun lalu, di mana AS dan Israel bekerjasama menciptakan malware Stuxnet yang dirancang untuk menghancurkan sistem nuklir Iran.

Pakar Ungkap Cara Ampuh Lawan Serangan Siber yang Marak

Mengutip situs Washington Post, Selasa, 13 Juni 2017, cara kerja CrashOverride adalah dengan cara memanipulasi pengaturan pada sistem kendali tenaga listrik.

Kemudian, memindai komponen penting yang mengoperasikan pemutus sirkuit serta membuka pemutus arus, yang menyebabkan, terhentinya aliran listrik. Meskipun operator jaringan listrik (grid) berusaha menutup, namun hal itu tidak berpengaruh.

Indodax Sudah Beroperasi Lagi, Catat Transaksi hingga Rp547 Miliar

Sebab, hal tersebut justru menciptakan pemadaman listrik yang berkelanjutan. Sementara Stuxnet, adalah senjata siber militer yang diklaim paling canggih ini, dirancang untuk menghancurkan sentrifugal, alat untuk memperkaya uranium.

Pada 2010, tiba-tiba jaringan komputasi instalasi nuklir Iran, Natanz, lumpuh dan berhasil menonaktifkan 1.000 sentrifugal meski untuk waktu sementara.

Salah satu negara kaya minyak itu menduduki posisi pertama negara yang terjangkit, dan menjadi habitat dari 58 persen penyebaran malware Stuxnet.

Stuxnet adalah ciptaan Lembaga Sinyal Intelijen NSA (SIGINT) AS dan Korps Unit 8200, lembaga siber mirip SIGINT bentukan Angkatan Bersenjata Israel.

MOU Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dengan Nigella Group (Doc: Istimewa)

Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker

Perkembangan Pesat Teknologi, Perusahaan Turki ini Sebut Blockchain Bisa 'Tangkis' Seranga

img_title
VIVA.co.id
2 November 2024