Sofjan Wanandi: AS Bukan Lagi Harapan RI dalam Berbisnis
- REUTERS/Hugh Gentry/Files
VIVA.co.id – Amerika Serikat (AS) saat ini dianggap sebagai sebuah negara yang tak lagi diharapkan bisa memberi banyak keuntungan dalam kerja sama bisnis internasional.
Kondisi itu disebabkan oleh kebijakan-kebijakan baru dari negara adikuasa yang mulai tahun ini dipimpin Presiden ke-45 mereka, Donald Trump, serta dampak dari gejolak ekonomi dunia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI, Sofjan Wanandi menyikapi sikap Indonesia dalam kerja sama ekonomi internasional.
"Jadi tidak bisa lagi kita harapkan terlalu banyak pada Amerika, saya pikir ya, dalam berinvestasi, dan hal-hal lain juga," ujar Sofjan di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis, 8 Juni 2017.
Maka dari itu, Sofjan menyampaikan, Indonesia perlu memperkuat kemungkinan kerja sama ekonomi regional, terutama dengan negara-negara di kawasan Asia Timur, seperti Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan Korea Selatan.
Salah satu kerangka kerja sama itu adalah 'OBOR' (One Belt, One Road), antarnegara-negara di Benua Asia dan Eropa. Kerja sama ini pun telah dihadiri oleh Presiden Jokowi pada 14-15 Mei 2017.
Sofjan mengatakan, Indonesia membidik masuknya investasi dari miliaran dolar, baik dari kerja sama itu, maupun kerja sama lain. Kerja sama itu diharapkan menggenjot pembangunan infrastruktur dalam negeri seperti pelabuhan dan jalan raya yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kerja sama.
"Jadi saya pikir bahwa apa pun sekarang ini, adalah bagaimana memperkuat (kerja sama antara negara-negara) Asia ini. Apa pun, peranan Tiongkok itu penting sekali di Asia. Maka itu kita mengharapkan kerja sama yang lebih baik dan cepat," ujarnya.