RI Perlu Hati-hati Hadapi Krisis Diplomatik Qatar
- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id – Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi meminta Indonesia mencermati dampak ketegangan hubungan diplomatik antara Qatar dengan negara-negara Timur Tengah terhadap situasi perekonomian nasional. Panasnya hubungan diplomatik di kawasan tersebut dikhawatirkan mengganggu aktivitas ekonomi dunia.
“Saya harapkan dampaknya ke kita ini kecil. Tetapi, tetap perlu hati-hati,” kata Sofjan saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jakarta, Kamis 8 Juni 2017.
Beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan lainnya berkomitmen untuk memutuskan seluruh hubungan diplomatik, hingga konektivitas transportasi darat, laut, dan udara yang langsung menghubungkan dengan Qatar.
Kampanye mengisolasi negara tersebut, dikhawatirkan berpotensi mengganggu aktivitas perdagangan komoditas terhadap negara-negara lain, tak terkecuali bagi Indonesia. Di samping itu, memanasnya hubungan negara Timur Tengah tentu akan memicu gejolak harga minyak.
“Biasanya kalau terjadi ribut-ribut di negara Timur Tengah, akan ada pengaruhnya kepada harga minyak dan lain-lain. Kita akan lihat perkembangannya seperti apa,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor Indonesia dari Qatar pada Maret 2017 tercatat senilai US$30,3 juta. Sementara dari sisi ekspor per Maret, senilai US$5,9 juta. Sofjan meyakini, kondisi di Timur Tengah tidak akan memberikan pengaruh yang cukup signifkan terhadap kinerja perdagangan internasional.
“Kalau ke perdagangan kecil saya kira. Tapi kita masih akan lihat bagaimana situasi di sana,” katanya.