BPS Optimis Redenominasi Tak Berdampak pada Inflasi
- VIVA.co.id/Moh Nadlir
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mengaku akan melakukan kajian sebagai bentuk antisipasi atas rencana Bank Indonesia menghapus nominal dalam rupiah atau redenominasi. Hal itu, utamanya terkait perkembangan Indeks Harga Konsumen atau inflasi.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengaku belum mengetahui secara pasti dampak dari penerapan redenominasi. Maka dari itu, otoritas statistik akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan bank sentral, serta mempelajari kebijakan serupa yang diterapkan oleh berbagai negara lainnya.
“Kami bisa teliti dengan negara lain, apakah ada kajian akademis. Karena saya belum pernah lihat paper yang meneliti ini, sekarang kita belum kajian, tapi akan kami antisipasi,” kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, Jakarta, Jumat 2 Juni 2017.
Meski demikian, Kecuk mengaku yakin, penerapan redenominasi tidak memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap laju inflasi. Namun, pemerintah maupun bank sentral diharapkan tetap menggencarkan sosialisasi apabila berkomitmen untuk merealisasikan rencana redenominasi.
“Masyarakat sekarang ini bukan masalah siap atau tidak siap, tetapi yang penting disosialisasikan dengan baik,” katanya.
Sebagai informasi, rencana penghapusan nominal yang tertera dalam mata uang rupiah sejatinya telah diusulkan untuk masuk dalam Program Legislasi Nasional 2017. Namun, Rancangan Undang Undang Redenominasi harus tersisih, karena parlemen memilih aturan yang menyangkut mengenai penerimaan negara.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, sebelumya menyebut, tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Hal ini tercermin dari situasi ekonomi nasional yang relatif stabil dan mampu mengakomodir perubahan nominal rupiah. (one)