Bank Dunia Rekomendasikan Peleburan PGN dan Pertagas
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Bank Dunia rekomendasikan pemerintah Indonesia untuk merampungkan proses penggabungan dua Badan Usaha Milik Negara sektor energi, Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan Pertamina Gas (Pertagas). Rekomendasi itu, tertuang dalam kerangka kerja optimalisasi dan investasi infrastruktur gas di Indonesia.
Mengutip riset Bank Dunia, Jumat 2 Juni 2017, rekomendasi tersebut sejalan dengan sistem distribusi pipa di Indonesia yang justru menciptakan inefisiensi. Penggabungan PGN maupun Pertagas pun bisa menjadi solusi untuk membenahi kriteria seleksi investasi jaringan pipa yang selama ini dianggap belum cukup kompetitif.
“Rekomendasi selanjutnya adalah revisi struktur tarif dasar gas untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi. Rekomendasi lainnya, adalah rasionalisasi strategi FSRU (Floating Storage and Regassification),” jelas riset Bank Dunia.
Pengamat Energi dan Mineral dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya mengungkapkan, semakin cepat pemerintah melebur kedua perusahaan itu, dampak positif pun bisa segera terasa. Apalagi, pemerintah membutuhkan perusahaan gas nasional yang kuat, demi menopang sendi perekonomian.
“Misalnya, kalau yang namanya pembelian pipa itu dilakukan dua perusahaan, dan pembangunan infrastrukturnya mahal. Berbeda dengan satu perusahaan yang terintegrasi,” kata Berly.
Dengan adanya rekomendasi tersebut, pemerintah pun diharapkan bisa segera memutuskan waktu peleburan PGN dengan Pertagas. Menurut Berly, tahun ini merupakan waktu yang tepat melakukan proses pembahasan mengenai hal tersebut, agar penggabungan kedua perusahaan tersebut bisa beroperasi pada tahun depan.
“Ini juga untuk meminimalisir biaya, jadi memang harus segera disatukan. Paling lambat tahun depan, karena 2019 sudah tahun Pemilu,” kata Berly.