Menkeu: Penerimaan Pajak Diperkirakan Hanya Tumbuh 13 Persen
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id – Pemerintah mengakui kondisi ekonomi global dan dalam negeri masih memiliki tantangan yang tidak mudah. Kondisi ini bisa berdampak pada berubahnya sejumlah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun ini.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, perubahan yang cukup besar terdapat pada pendapatan negara, khususnya harga minyak yang rata-rata mencapai US$50 per barel. Sementara itu, asumsi APBN 2017 dipatok US$45 per barel.
Selain itu, perubahan berikutnya terjadi setelah adanya evaluasi tax amnesty atau pengampunan pajak dan proyeksi penerimaan perpajakan sepanjang 2017. Namun, penerimaan pajak tidak setinggi dari apa yang diperkirakan.
"Penerimaan pajak tahun ini kami perkirakan pertumbuhannya mungkin hanya 13 persen, sehingga secara total dengan asumsi harga minyak tadi ada tambahan sekitar Rp15 triliun," kata Ani panggilan akrab Sri Mulyani di Istana, Selasa 30 Mei 2017.
Selain dari tambahan akibat perubahan asumsi APBN, Ani menuturkan, ada ruang fiskal yang bisa diperoleh dari penghematan belanja kementerian/lembaga seperti penyisiran belanja yang bersifat belanja barang dan perjalanan dinas.
"Dari penghematan belanja K/L tersebut ada sekitar Rp16 triliun yang bisa kita sisir dari belanja barang ini dan nanti akan dialokasi bersama dengan kenaikan dan penurunan dari asumsi tadi dalam APBN perubahan," tuturnya.
Adapun alokasi dari total ruang fiskal tersebut, lanjut Ani, masih menunggu arahan Presiden Joko Widodo. Dan pastinya sejumlah anggaran tersebut akan diarahkan pada berbagai kebijakan pemerintah guna mendukung program-program prioritas.