29-Mei-1942: Warga Yahudi Dipaksa Gunakan Bintang Kuning
- Haaret.com
VIVA.co.id – Hari ini, 75 tahun yang lalu, atas saran dari Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels, Adolf Hitler memerintahkan seluruh warga Yahudi yang bermukim di Paris untuk mengenakan identitas "bintang kuning." Identitas itu wajib mereka sematkan di dada sebelah kiri jaket atau pakaian mereka.
Dikutip dari bl.uk, penggunaan simbol "bintang kuning" dijadikan sebagai alat identifikasi. Sebenarnya ini bukan ide baru, karena sejak abad pertengahan banyak masyarakat lain yang juga memaksa warga Yahudi memakai lencana untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri.
Lencana itu dicetak pada kain kuning kasar dan warnanya kuning atau kekuning-kuningan. Bintang digunakan sebagai simbol yang mewakili bintang Daud, digambarkan dengan garis hitam tebal dan kata 'Yahudi' dicetak dengan tipe tiruan-Ibrani.
Bintang tersebut dimaksudkan untuk mempermalukan orang Yahudi dan menandai mereka untuk pemisahan dan diskriminasi. Kebijakan tersebut juga mempermudah identifikasi orang-orang Yahudi untuk dideportasi ke kamp-kamp.
Menurut History.com, Goebbels, melakukan penganiayaan dan akhirnya pemusnahan orang-orang Yahudi. Sejak awal perang, ia kerap membuat catatan harian dengan menyebut orang Yahudi bukan lagi manusia, tapi binatang buas. Ia juga mengevakuasi orang-orang Yahudi ke wilayah Timur. Belakangan sejarah mencatat, evakuasi itu dilakukan dengan biadab dan terjadi pemusnahan massal.
Tapi Goebbels bukanlah orang pertama yang menyarankan bentuk isolasi khusus ini. "Bintang kuning itu mungkin membuat beberapa orang Katolik bergidik," tulis sebuah surat kabar Prancis saat itu. "Ini memperbaharui tradisi Katolik yang paling ketat."
Sepanjang sejarah negara kep-Pausan, di wilayah di Italia tengah yang dikuasai paus, orang-orang Yahudi sering dipaksa mengenakan "topi kuning" atau "bintang kuning". (mus)