Solusi Huawei untuk Akses Area Perbatasan dan Terpencil
- VIVA.co.id/Amal Nur Ngazis
VIVA.co.id – Akses layanan telekomunikasi di wilayah terpencil, perbatasan dan pedesaan masih menjadi masalah di Tanah Air. Problem akses di area tersebut umumnya soal koneksi dan ‘miskin’ sinyal.Â
Problem itu terjadi lantaran infrastruktur telekomunikasi di area tersebut tak semasif di area perkotaan atau daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang terbilang tinggi.Â
Operator telekomunikasi memang cenderung enggan masif mengembangkan jaringannya di area tersebut. Alasannya, secara pertimbangan bisnis kurang layak bagi perusahaan. Untuk memberikan solusi infrastruktur telekomunikasi daerah perbatasan, penyedia solusi jaringan Huawei memiliki terobosan. Huawei menawarkan dua solusi yakni Macro Site dan Rural Star.Â
Solusi Macro Site pada prinsipnya Huawei membantu memperluas cakupan jaringan operator telekomunikasi. Solusi ini memakai beberapa teknologi yang menggabungkan 2G/3G/4G dan frekuensi 900/1800 MHz untuk menjangkau cakupan yang lebih luas dan menyediakan jaringan dengan kapasitas yang lebih baik. Â
"Ini cocok untuk area pedesaan yang berbatasan dengan kota. Jadi memaksimalkan BTS yang ada di perbatasan melalui relay transmisi," ujar Deputy Director of National ICT Strategy & Business Development, Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi di Kantor Huawei Indonesia, Gedung BRI II, Sudirman, Jakarta, Selasa, 16 Mei 2017.Â
Rosidi menuturkan, akses telekomunikasi area pedesaan yang berbatasan dengan kota, sebaiknya didukung dengan hardware yang mendukung 2G/3G/4G. Sebab hal ini akan memudahkan akses telekomunikasi bisa seperti yang dinikmati di kota.Â
Sedangkan untuk solusi Rural Star, Rosidi menuturkan, cocok untuk area terpencil, maupun area yang berbatasan dengan negara lain.Â
Solusi ini memakai beberapa teknologi yang menggabungkan teknologi 2G/3G dan frekuensi 900
MHz, yang diklaim mampu menghasilkan jaringan lebih akurat, luas, dan terpusat dengan harga yang lebih
rendah dan penyebaran yang lebih cepat.
Skema Rural Star, Huawei menyediakan semacam mini BTS yang dilengkapi sejumlah elemen dan teknologi yang bisa mengelola secara mandiri. BTS ala Rural Star juga dilengkapi dengan panel surya, dan perangkat antimaling. Elemen Rural Star juga berdaya rendah, hemat energi, hemat transisi sehingga cocok untuk area terpencil dan perbatasan negara.Â
Rosidi menuturkan solusi Rural Star terbilang lebih hemat bagi operator dibanding harus mengerahkan akses telekomunikasi melalui jaringan satelit.Â
Dia menuturkan, kendala akses telekomunikasi area perbatasan itu cenderung pada akses geografis. Operator, kata dia, pasti memikirkan bagaimana menaruh layanan di area perbatasan yang susah medan dan butuh biaya yang tak besar membawa infrastruktur mereka.Â
"Kalau pakai microwave, ya bisa. Tapi kalau pakai satelit itu mahal," ujarnya. (ase)