Pending, Perhiasan Tradisional Indonesia dari Abad ke-7
- VIVA.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Indonesia memiliki keragaman budaya yang begitu kaya. Hal ini bukan saja menjadi daya tarik semata melainkan identitas Nusantara. Adapun salah satu kekayaan kebudayaan itu adalah perhiasan tradisional yang umum dikenakan para wanita. Di Indonesia sendiri ternyata terdapat banyak ragam perhiasan tradisional yang kuno seperti perhiasan Pending.
Perhiasan Pending merupakan aksesori yang sering digunakan pada saat perayaan pernikahan maupun pesta lainnya. Perhiasan pending dianggap memiliki nilai tambah pada busana yang dikenakan si pemakai.
Perhiasan Pending pertama kali muncul di pesta pernikahan adat Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kemudian perhiasan tersebut memiliki transformasi yang dibawa oleh pedagang Tiongkok sehingga menimbulkan pembauran pada abad ke-7.
Menurut Notty J Mahdi selaku Antropolog Forum Kajian Antropologi Indonesia, perhiasan Pending umumnya memiliki bentuk oval atau persegi panjang dengan sudut yang bulat. Bentuk-bentuk tersebut dapat merepresentasikan harapan bagi si pemakai yakni memiliki rezeki berlebih.
"Banyak yang belum mengetahui bahwa Pending ini merupakan benda budaya bagian dari perhiasan. Perhiasan ini awalnya digunakan untuk pernikahan dan bertransformasi pada abad ke-7," ujar Notty kepada VIVA.co.id saat acara peluncuran Seri Nusa The Palace Jeweler and Samuel Wattimena di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 16 Mei 2017.
Dia menuturkan bahwa tak hanya merepresentasikan rezeki lebih, Pending juga memiliki makna kesehatan, kemakmuran dan kewibawaan yang terus berputar. Sementara pola bunga, dedaunan dan ilustrasi hewan mitologi pada Pending memiliki arti kerukunan, keagungan dan kesejahteraan.
Dahulunya perhiasan Pending sering digunakan sebagai tali pinggang atau aksesori di dada yang dibuat dari emas atau perak. Namun, saat ini perhiasan tersebut bertransformasi menjadi perhiasan lokal yang diadaptasi secara modern.
"Pending juga memiliki makna kesehatan, kemakmuran dan kewibawaan yang terus berputar. Dengan adanya makna mendalam pada perhiasan lokal yang kini diadaptasi secara modern bukan tidak mungkin dapat menciptakan semangat dari perhiasan tersebut," ucap Notty.