Isu WannaCry Gelombang Kedua, Publik Tak Perlu Khawatir
- www.pixabay.com/typographyimages
VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara membenarkan Rumah Sakit Dharmais memang terkena dampak ransomware WannaCry. Ia menerima laporan rumah sakit tersebut masih menggunakan komputer berbasis Windows 7.
"Mungkin karena Dharmais ada banyak ya, jadi kena. Labelnya PC. Di sana (RS Dharmais) PC (terdampak WannaCry) ada yang 10, ada yang 8, macam-macam jumlahnya. Ransomware ini kan bisa dilihat dari IP address yang unik," kata dia usai mengisi sebuah acara di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa, 16 Mei 2017.
Selain rumah sakit, Rudiantara menuturkan, peretas yang menyebarkan WannaCry juga menyasar beberapa instansi dari sejumlah sektor lintas industri. Hal itu sesuai dengan laporan korban WannaCry.
"Tapi saya mendapatkan banyak laporan dari tempat-tempat lain, bukan tempat-tempat besar. Misalnya seperti perkebunan, manufaktur, Samsat di Sulawesi itu yang kena juga, dan bank. Bank-nya bank daerah," katanya.
Menanggapi isu serangan WannaCry gelombang kedua, pria yang akrab disapa RA itu mengimbau, masyarakat agar tak khawatir. Sebab, kasus ransomware kali ini merupakan isu internasional, sehingga ia memastikan badan siber kelas dunia juga akan turun tangan.
"WannaCry ini kan isu internasional, pasti nanti akan ada banyak hacker putih mencari cara bagaimana men-decrypt. Jadi pasti ada jalan keluarnya," ucap Rudiantara.
Terkait pembentukan Badan Siber Nasional Rudiantara mengatakan, Kominfo sedang berupaya mendorong agar instansi tersebut segera disahkan. Keberadaan badan siber menurutnya sudah mendesak dengan melihat perkembangan internet di Indonesia, yang semakin rentan terkena peretasan dan masalah keamanan siber. (Baca: Nasib iPhone dan Android Pasca WannaCry)
"Basinas (Badan Siber Nasional) sedang proses. Saya sudah tanda tangan kok. Ini (Basinas) kan sudah dibentuk sebelum ada kasus WannaCry. Nanti koordinasinya dengan Menkopolhukam. Diusahakan Basinas sah tahun ini," ungkapnya. (ase)