RI dan China Bangun Pusat Inovasi dan Wirausaha
- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia dan China sepakat membangun centre of excellence, atau pusat keunggulan dalam bidang innovasi dan kepemimpinan kewirausahaan. Kesepakatan ini diresmikan di tengah kunjungan Presiden Joko Widodo dan rombongan ke Tiongkok kemarin.
Menurut Kementerian Perindustrian, proyek ini untuk mempercepat implementasi konsep Industri 4.0, dalam pengembangan sektor manufaktur nasional. Pembentukan pusat itu melibatkan Kementerian Perindustrian bersama dengan Tsinghua University dan Yayasan United in Diversity Foundation/UID.
Perjanjian kerja sama ini dituangkan dalam bentuk letter of intent (LoI) – yang ditandatangani Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Presiden Tshinghua University Qiu Yong, yang juga dihadiri Presiden UID Marie Elka Pangestu dan founder UID Foundation Cherie Nursalim, di Beijing, Minggu waktu setempat.
Menurut Menperin Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari keterangannya, Senin 15 Mei 2017, pusat keunggulan itu akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan penciptaan nilai melalui pembelajaran, penelitian dan pengembangan di bidang kepemimpinan inovasi dan kewiraswastaan untuk Industri 4.0. “Kerja sama ini juga dimaksudkan untuk memperluas jaringan strategis antara instansi Pemerintah Republik Indonesia dan RRC di bidang Industry 4.0,” ujarnya.
Pengembangan SDM, tambahnya, termasuk kepemimpinan untuk menghadapi Industry 4.0 sangat penting. Kolaborasi Kemenperin dengan Tsinghua dan UID, diharapkan dapat menyumbang kepada hal ini. “Dan, yang tidak kalah penting, kerja sama ini juga memberi peluang kepada UKM (usaha kecil dan menengah), untuk ikut bergabung dalam Industry 4.0 E-UKM,” kata Airlangga.
Sehari sebelum penantanganan kerja sama, ia sempat berkunjung ke kampus Tsinghua, melihat berbagai perkembangan penelitian dan teknologi di salah satu universitas tertua RRC ini.
“Antara lain, saya sangat terkesan dengan i-center yang terdiri dari pengembangan inovasi, ide, dan internasionalisasi. Saya kira, kerja sama dapat memasukan unsur ‘i’ baru, yaitu Indonesia, dan secara simbolis juga menunjukkan pentingnya kerja sama ini,” ujarnya.
Peluang Industri
Presiden Qiu Yong mengatakan, kerja sama ini akan ditindaklanjuti dengan mendirikan Tsinghua Southeast Asia Center di Indonesia. Lembaga ini akan berupaya menjadi basis untuk mendorong kerja sama internasional dan penukaran pengetahuan sesama anggota ASEAN untuk menghadapi revolusi Industry 4.0.
“Selain itu, Tsinghua Southeast Asia Center juga diharapkan membangun pemimpin yang bisa menjembatani kerja sama yang lebih erat antara Indonesia, anggota ASEAN, negara kawasan One Belt One Road, atau jalur sutra dengan RRT,” kata Yong.
Presiden UID yang juga mantan Menteri Perdagangan 2004-2012, Marie Elka Pangestu, mengatakan, kerja sama Kementerian Perindustrian dengan Tsinghua University, merupakan peluang bagi sektor industri manufaktur Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi era Industry 4.0. “Karena itu, UID sangat gembira dapat ikut berperan dalam kerja sama ini,” ujarnya. (ren)