Selain Atasi Macet, Ini Manfaat Lain Transportasi Massal
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, sektor transportasi merupakan sektor pengguna energi bumi yang paling besar. Sektor transportasi berkontribusi menggunakan energi bumi yang kurang lebih sekitar 46 persen dan jumlahnya terus meningkat sekitar 5,6 persen setiap tahunnya .
Budi mengatakan, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan terutama transportasi darat. Pembangunan transportasi massal, menurut dia, adalah salah satu langkah untuk mengurangi polusi udara dengan alat transportasi yang ramah lingkungan.
Beberapa proyek yang dikembangkan Kementerian Perhubungan saat ini adalah proyek Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Bus Rapid Transit (BRT) yang diakuinya ramah lingkungan.
"Proyek LRT, MRT, BRT itu bukan proyek gagah-gagahan tetapi itu suatu proyek yang tidak hanya menyelesaikan masalah kemacetan tetapi itu juga menyelesaikan masalah lingkungan dengan mengkonsumsi energi yang tidak ramah lingkungan,” kata Budi dalam acara Indonesia Energy Efficiency and Conservation and Exhibition 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu 10 Mei 2017.
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu pun menargetkan masyarakat Indonesia pada tahun 2025 mulai beralih kepada transportasi umum. Untuk Jakarta saja, Budi menargetkan 30 persen masyarakat menggunakan transportasi massal.
"Kita harapkan masyarakat Jakarta di masa yang akan datang, persentase yang menggunakan transportasi massal ini di tahun 2025 itu 30 persen, satu angka yang kelihatan belum mayoritas. Tapi upaya itu tidak gampang, oleh karena itu kita konsisten. Jadi saya mengimbau kepada masyarakat," ujar dia.
Inisiasi lain, kata dia, adalah bagaimana meningkatkan jumlah mobil dengan teknologi listrik dan motor listrik. Menurut Menhub, ini dapat dijadikan lifestyle baru bagi masyarakat.
"Diharapkan ini menjadi banyak, sehingga economic scale-nya tercapai. Memang takes time, misalnya mobil menteri dengan energi listrik. Tapi ini masih perlu dibicarakan," tutur dia.