Militansi dan Kompetisi K-Popers

Konser BTS.
Sumber :
  • Facebook.com/pg/bangtan.official

VIVA.co.id – Tepat pukul 18.30, lampu dimatikan. Namun, semburat lightstick Army Bomb V2 membuat Hall 3A Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD malam itu, 29 April 2017, tetap terang benderang. Sosok Rap Monster, Jin, Suga, Jungkook, V, J-Hope, Jimin muncul ke dalam ruangan. Pekikan Army—sebutan bagi fans BTS-- memecah keheningan. Fanchant berkumandang. 

Beginilah suasana saat boyband Korea Selatan BTS tampil di atas panggung Indonesia. Jerit penggemar bisa dikatakan hal biasa. Apalagi saat melihat idola di depan mata. Kehadiran mereka bagaikan penghibur di kala lara.

Sudah hampir satu dekade ini, demam K-Pop melanda Indonesia. Banyak lapisan masyarakat yang terlena dengan berbagai suguhan drama maupun genre musik dari boyband dan girlband asal Negeri Kimchi tersebut. 

Demam K-Pop atau yang dikenal sebagai hallyu wave telah menjangkiti kalangan anak muda di Indonesia. Utamanya remaja putri yang mengidolakan sejumlah boyband asal Korea. Sebut saja, Super Junior, BIGBANG, 2PM, CNBlue, SHINee, Infinite, EXO, B.A.P, BTOB, GOT7, Vixx, iKOn, Beast, Winner, Block B dan BTS.

Bagi orang awam, gandrungnya para remaja putri ini terhadap boyband Korea Selatan kerap dipandang sebelah mata. Banyak bertanya-tanya, apa sebenarnya pesona para artis Korea? Bagi para penggemar, jawaban dari pertanyaan ini sesungguhnya mudah saja.

Di mata para fans, boyband Korea tak hanya berwajah tampan dan rupawan. Aksi dance, rap, dan kemampuan vokal mereka mengundang decak kagum. Pesona boyband Korea ini pun mau tak mau turut mendongkrak jumlah fans K-Pop yang biasa disebut K-Popers di Indonesia. 

Hal tersebut bisa dilihat dari kemunculan beberapa kelompok penggemar yang tumbuh, terutama di dunia maya. Mulai dari forum maupun komunitas fans grup di Indonesia. Bahkan, masing masing grup boyband memiliki fanbase atau basis fans di Indonesia.

Mereka tak hanya aktif di Indonesia, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan forum, komunitas atau fanbase tersebut. Penggemar ini memiliki agenda untuk menggelar pertemuan membahas para bintang idolanya. 

Namun, kegiatan mereka tak hanya itu. Biasanya, banyak kegiatan yang dilakukan para fans untuk saling kenal dan mendukung artis yang diidolakan. Pertemuan para penggemar biasanya diisi dengan kegiatan menonton rekaman konser, dance, permainan yang berhubungan dengan idola. Tetapi, tak hanya senang-senang, penggemar juga sering mengadakan acara sosial. 

Untuk lebih dekat dengan sang artis, para penggemar juga bergabung dengan fanbase internasional. Banyak keuntungan yang didapat penggemar saat bergabung dengan fanbase internasional. Mereka merasa lebih dekat dengan sang artis, karena lebih dahulu mendapatkan kabar dan informasi tentang idolanya.

Yang paling identik dengan K-Popers, adalah mereka penggemar yang militan dan setia. Loyalitas seolah tak ada batas. Mereka rela melakukan berbagai cara demi mendukung bintang idolanya. Mereka juga rela menghabiskan uang ratusan hingga jutaan untuk membeli album terbaru atau segala pernak-pernik boyband yang mereka dukung. 

Maklum, tak murah untuk memiliki album asli maupun merchandise artis Korea. Banyak alasan yang membuat penggemar K-Pop begitu antusias membeli album artis kesayangannya. Hal ini dilakukan demi membantu meningkatkan peringkat penjualan album di tangga lagu di negara artis tersebut.

Tak hanya itu, mereka juga rela membeli tiket konser bintang idolanya yang dipasang dengan harga yang tidak murah. "Enggak masalah. Semoga terbayar dengan perform-nya," kata Audrey, salah satu penggemar BTS dan EXO yang ditemui VIVA.co.id di ICE BSD, Tangerang. 

Bahkan, penggemar boyband Korea asal Indonesia ini, rela datang ke Jakarta demi menonton konser idolanya. Hal inilah yang dilakukan penggemar boyband BTS, Resti dan Futfui yang datang dari Kediri, Jawa Timur untuk menonton konser Rap Monster dan kawan-kawan, yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Sabtu 29 April 2017 lalu. 

"Ya karena kalau pun ke Korea belum tentu ketemu juga," kata Resti dan Futfui. 

Baca selanjutnya... (Fans Beringas)

Fans beringas 

Seperti diketahui, setiap K-Popers memang memiliki fanbase masing-masing. Para penggemar memiliki sikap yang loyal dan fanatik terhadap bintang idolanya. Mereka bakal habis-habisan membela idolanya. Mereka melakukan berbagai upaya demi kesuksesan bintang kesayangannya.

Militansi penggemar K Pop juga bisa dilihat saat mereka siap pasang badan untuk idolanya. Para fans siap melibas siapapun dan apapun yang menghalangi perjalanan idol mereka dalam menuju kesuksesan. Termasuk rela perang urat saraf di dunia maya dengan penggemar boyband lain, yang menghina atau berusaha menjatuhkan idola mereka. 

Sepanjang sejarah K-Pop, sudah banyak terjadi fanwar. Terkadang, hal kecil menjadi gesekan dan membuat para fans naik pitam dan membela mati-matian idolanya. Bahkan, walau boyband itu satu manajemen, tak membuat penggemar itu surut untuk berperang.

Hal ini terlihat saat penggemar Super Junior yang dikenal dengan nama ELF terlibat adu mulut dengan fans EXO. Fans Suju menganggap EXO anak emas. Bahkan, mereka tak rela jika SUJU sepanggung dengan EXO. Mereka menganggap EXO tak tahu diri karena sudah dibantu dan dipromosikan oleh SUJU.

Sementara itu, penggemar EXO merasa bahwa boyband yang dipimpin Leeteuk tersebut sudah tua dan tak populer lagi. Bahkan, tak jarang kedua fans boyband asuhan SM Entertainment ini menjelekkan personel boyband tersebut. 

Tak hanya penggemar SUJU dan EXO saya yang terlibat pertengkaran. Belakangan ini, sering terlihat juga penggemar EXO dan BTS saling serang kata-kata. 

Penggemar dua boyband papan atas Korea ini memang memiliki basis fans yang sama-sama besar. Tak jarang, kedua klub penggemar bersaing sengit demi mengunggulkan idola mereka masing-masing.

Ada-ada saja yang diributkan. Mulai dari masalah lightstick di mana BTS dianggap menyontek milik EXO, hingga saling hina idola. Penggemar BTS kembali melontarkan cacian pada Lay, anggota EXO dari China.

"Saya benci idola K-Pop, tapi saya senang BTS tidak memiliki anggota China," kicau salah seorang penggemar BTS, seperti dilansir Allkpop

Sedangkan yang lain berkomentar, "BTS mematahkan rekor EXO. 10 juta dalam satu hari. Itu hanya bisa dilakukan PSY," dan juga, "EXO-L sekarang pasti stres. Tolong dengar lagu Blood Sweat & Tears (lagu terbaru BTS)."

Sebelumnya, pada artikel yang memberitakan Lay yang pingsan di bandara juga tertulis beberapa komentar negatif, seperti, "Jangan pura-pura sakit Lay. Rap Monster (rapper BTS) tampil dengan keadaan demam. Kamu bukan penyanyi sesungguhnya," dan, "Terima kasih Tuhan ini tidak terjadi di BTS."

Penggemar EXO yang membaca komentar Army tersebut menyayangkan tindakan Army (sebutan penggemar BTS) yang tidak dewasa dan membuat buruk citra BTS dan klub penggemarnya. "Saya merinding setelah membaca komentar Army. Bagaimana mereka bisa menulis hal seperti itu saat seseorang tidak sadarkan diri."

Sejumlah netizen bahkan mencibir kedua klub penggemar ini, "Kenapa saya tidak terkejut tentang ini? Saya suka Bangtan tapi penggemar mereka yang kekanak-kanakan benar-benar membuat saya muak." 

Perang antara fans BTS dan EXO ini memang menjadi sorotan dan dibahas netizen Korea di Pann. Merasa sering disudutkan, penggemar BTS tak terima dan menuntut permintaan maaf dari EXO-L (sebutan penggemar EXO). Namun, penggemar BTS kecewa. 

"Army sudah meminta maaf ke fans EXO, dan EXO-L bilang akan berdiskusi tetapi setelah itu mereka sama sekali tidak muncul," ujar fans BTS.   

Perang antara fans EXO dan Army tak hanya terjadi di Korea. Hal ini menular juga ke Indonesia. Fans BTS dengan EXO saling bermusuhan. Menurut Rista yang penggemar BTS, sebenarnya ia malas meladeni perang mulut antar penggemar boyband Korea. 

"Kalau kita sendiri enggak pengen war war, tapi itu sih ada yang mancing-mancing di media sosial, biasanya sok-sokan," katanya. 

Pengalaman yang sama dirasakan penggemar BTS lainnya. Futfui mengaku mendapat serangan dari penggemar EXO. Mereka menyerang Futfui melalui media sosial dengan menjelek-jelekkan BTS. "Dikatain kalau BTS itu cuma numpang tenar, membayar agar biar bisa masuk chart. Masalahnya dia bukan dari agensi besar, mana ada duit sebanyak itu. Jadi enggak mungkin mereka bayar," ujarnya. 

Fans EXO pun tak berdiam diri. Menurut Audrey yang juga penggemar boyband pelantun lagu Monster ini, ada yang sengaja memancing agar terjadi perselihan dan permusuhan antar pendukung boyband-boyband Korea.

"Mungkin new bie yang kayak gitu," katanya. "Kita mah biasa saja, artisnya biasa saja, fansnya yang sensitif," sambung Rista. 

Fans tak terima BTS sering dipojokkan. Mereka pun sering melakukan serangan-serangan untuk membela boyband beranggotakan tujuh personel tersebut. Hal ini menimbulkan spekulasi lain. Fans BTS disebut beringas. Fans BTS menilai kemungkinan yang sering membuat suasana panas adalah penggemar baru.

"Mungkin karena baru, mikirnya masih labil. Kan anak kecil dibanding-bandingkan langsung memuncak, kalau yang dari debut tahu dari awal style-nya. Di dunia itu enggak ada yang natural original, jadi enggak usah marah-marah," ujar Riska yang mengaku menjadi Army sejak BTS booming.

Baca selanjutnya...(Bully artis)

Bully artis

Penggemar idol Korea yang fanatik tak hanya saling menyerang sesama fans. Mereka tanpa ragu juga nekat memborbardir kata-kata kasar dan makian terhadap selebriti yang tak sejalan dengan mereka dalam mendukung idola mereka. 

Pengalaman ini pernah dirasakan dua artis Korea yang mendapatkan serangan bertubi-tubi di dunia maya dari fans EXO dan BTS. Semua berawal saat kedua artis tersebut tampil di acara Happy Together. Mereka menjadi bintang tamu bersama tiga personel EXO, Suho, Chen dan Chanyeol. 

Dalam acara itu, pembawa acara bertanya kepada kedua artis wanita tersebut, apakah mereka menyukai EXO. Kim Hwan Hee dan Seo Shin Ae menjawab secara sopan bahwa mereka lebih menyukai artis lain. Jawaban Kim Hwan Hee dan Seo Shin Ae menyulut reaksi tak terduga dari fans EXo dan BTS. Mereka menyerang kedua artis tersebut dengan kata-kata yang penuh amarah dan penuh kebencian. 

"Orang-orang yang tak mengenal saya, menghina saya dengan mudahnya. Saya tak akan membiarkan diri saya terluka oleh orang-orang, yang bahkan tidak saya kenal," katanya seperti dilansir dari Allkpop

Ia memutuskan menutup akun media sosial yang dipenuhi komentar sarkastik yang ditujukan kepadanya. Leader Girls Generation, Taeyeon juga sempat merasakan 'disiksa' fans fanatik EXO. Semua terjadi saat skandal cintanya dengan personel EXO, Baekhyun terungkap. Ia menjadi bulan-bulanan penggemar Baekhyun. Hampir setiap hari, artis bersuara merdu ini mendapat intimidasi dari EXO-L. 

Salah satu personel Super Junior, Ryeowook juga merasakan masa-masa gelap saat dihajar kata-kata tak senonoh penggemar EXO. Ryeowook dibanding-bandingkan dengan personel EXO, D.O. Kisah bully ini berawal saat Ryeowook berduet dengan D.O membawakan lagu Missing You. Penampilan mereka sangat apik dan fantastis. 

Tetapi, tidak untuk sebagian orang. Mereka meminta Ryeowook untuk berhenti menjadi penyanyi. Fans EXO juga meminta agar personel SUJU itu tak lagi berduet dengan D.O. Ryeowook tak tinggal diam. Ia menjawab kritikan tersebut melalui Twitter miliknya. Ia mengaku sangat terkejut melihat reaksi yang datang terhadap duetnya dengan EXO.

"Memang benar bila junior dan senior bernyanyi bersama, akan menjadi beban untuk keduanya. Aku tahu ia (D.O) sangat dicintai, dan aku adalah orang yang paling berharap ia akan semakin diakui sebagai penyanyi. Ini adalah jalan yang kutakutkan, meskipun aku telah debut 8 tahun yang lalu. Menunggu esok hari dan berhenti mengeluh. Aku melakukannya dengan baik," katanya seperti dilansir dari Allkpop

Tak hanya artis Korea yang terkena serangan penggemar idol. Beberapa artis Indonesia juga menjadi korban fanatik penggemar boyband Korea. Yang terbaru adalah Cinta Kuya. Perempuan bernama lengkap Cinta Rahmania Putri Khairunnisha yang merupakan putri pasangan Uya Kuya dan Astrid ini mengalami kejadian tidak menyenangkan. 

Gadis belia berusia 13 tahun tersebut di-bully netizen karena dianggap curang dalam meraih tiket konser BTS (Bangtan Boys) yang ia bagikan pada para pengikut di akun Instagramnya.

"Kemarin yang nge-bully cuma oknum. Cuma beberapa orang saja. Kemarin sempat shock dia, sempat nangis-nangis. Dua hari enggak masuk sekolah," kata Uya sat diwawancara di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis, 27 April 2017.

Cinta bahkan sampai diteror dan diancam akan dianiaya jika sampai mendatangi konser yang akan berlangsung di ICE BSD, 29 April 2017. Untungnya keadaan Cinta kini mulai membaik.

Tak hanya itu, kata-kata kasar dari fans tersebut membuat Cinta sakit dan tak pergi ke sekolah selama dua hari. Beberapa kata yang tidak enak dibaca sudah di-capture oleh Uya dan istrinya. Mereka siap lanjut ke ranah hukum jika masih ada yang mem-bully anaknya.

"Mereka sudah aku peringatkan, nurut. Mereka berhenti. Kalau misalnya mereka lanjut, kami punya capture-nya, kami bisa lanjut ke hukum," kata Astrid.

Beberapa ada yang mulai mengunci akunnya. Sebagian dari yang mem-bully Cinta menyampaikan permohonan maaf melalui pesan pribadi. "Saya kasih statement sama Astrid. Ada yang minta maaf langsung ke saya, saya orangnya pemaaf, oke," ucap Uya.

Gelar Mini Concert Perdana di Jakarta Pekan Depan, Hwang Min Hyun Akui Gugup

Serangan yang diterima Cinta membuat beberapa penggemar BTS prihatin. Mereka mengaku tidak semua penggemar BTS itu kasar atau beringas. Dan mereka menyesalkan hal ini karena ulah sebagian fans mencoreng nama BTS.

"Kita santai, war-war enggak penting. Di dunia ini ada banyak fans, enggak cuma kalian, imbasnya enggak ke kalian saja tetapi semua fans jadi ikutan kena. Nama Army bisa tercoreng," kata Fani salah satu penggemar BTS.

Viral, Cerita Hwang Min Hyun Dicasting Pledis Entertainment Saat Makan Sate Ayam di Jalan

Cinta Kuya tak sendiri. Artis cantik Raline Shah juga sempat merasakan dibully penggemar fanatik BIGBANG. Hal ini bermula dari kedekatan Raline dengan personel BIGBANG, G-Dragon dan Seungri. Bahkan, Raline sering memposting foto-fotonya saat bersama personel boyband pelantun Bae Bae tersebut. 

Kedekatan Raline dengan personel BIGBANG ini juga mendapat sorotan media Korea. Dan penggemar pun bereaksi. Mereka mencibir Raline. Mereka juga menilai Raline tak pantas bersanding dengan Seungri. 

Jung Hae In Sapa Penggemar di Jakarta 16 September Mendatang, Tiket Mulai Rp1 Juta-an

Meski demikian, Raline mendapat dukungan dari VIP-sebutan penggemar BIGBANG di Indonesia. Mereka mendukung Raline dengan Seungri. VIP menganggap yang mem-bully Raline karena merasa cemburu dan iri dengan kedekatan artis tersebut dengan anggota BIGBANG. 

Annisa Pohan juga sempat merasakan kritikan dari penggemar BIGBANG, terutama dari fans G-Dragon. Kasus ini berawal saat Annisa memposting foto G-Dragon yang sedang menutup mulutnya dengan satu jari telunjuk. 

"Tunjuk jari telunjukmu dan tunjukkan kalau kita SATU..LOL," tulis Annisa menyertai foto pria yang akrab disapa GD tersebut. 

Dengan cepat foto GD yang diunggah istri dari Agus Harimurti Yudhoyono ini mengundang reaksi VIP. Mereka marah Annisa menggunakan foto idolanya. Mereka tak ingin idolanya digunakan untuk hal-hal yang berbau politik. 

Annisa pun mengungkapkan tak memiliki maksud lain menggunakan foto tersebut. Ia menyatakan bahwa postingannya tersebut adalah untuk menyuarakan satu Bhinneka Tunggal Ika. Ia juga menegaskan bahwa gambar itu bukan digunakan untuk kampanye agar memilih suaminya, yang ikut dalam persaingan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Agus berpasangan dengan Sylvi dan memiliki nomor urut satu.

Baca selanjutnya...(Menakar positif dan negatif)

Menakar positif dan negatif

Perilaku fanatik berlebihan K-Popers memang bukan sesuatu yang baru. Ekspresi kecintaan terhadap para idola dinilai terlalu ekstrem. K- Popers juga dianggap berlebihan, berhalusinasi, obsesif, dan delusif terhadap idolanya.

Fenomena ini cukup memprihatinkan. Menurut Psikilogi, Evnie Indranie rata-rata para penggemar idola Korea itu adalah remaja yang berusia belasan tahun. Di masa remaja itu adalah hal yang alamiah mereka mencari sosok idola. Dilihat dari sisi positifnya, berarti remaja itu melewati pengembangan fase alamiah mereka.

"Jadi memang ini hal yang alamiah secara fase perkembangannya. Dengan munculnya para artis yang dibuat sedemikian rupa berdasarkan strategi market-nya, membuat penggemar, yang remaja putri ini tertarik dan mengidolakan mereka," kata Evnie saat dihubungi VIVA.co.id.

Ditambahkan Evnie, di saat remaja, memang mereka memiliki figur identifikasi. Dan di masa ini, banyak artis-artis Negeri Ginseng yang menjadi idola para remaja di Indonesia.

Para remaja ini menjadikan artis Korea itu sebagai panutannya. Mereka menganggap para artis ini adalah bagian dari dirinya. Hanya saja, menurut Evnie jika rasa suka ini terlalu berlebihan, justru dikhawatirkan akan mengarahkan mereka melakukan tindakan ekstrem.  

"Jadi saat artis ini diserang, dihina atau ada pihak lain yang mengidolakan artis ini mereka tidak suka. Mereka tidak ini artis idolanya menjadi bagian dari orang lain, atau dihina. Ini bagian dari penghayatan internalisasi mereka yang membuatnya menjadi agresif, dan mereka sangat benci sekali," ujarnya.

Jika sampai terjadi kondisi tersebut, akan sangat membahayakan, karena tak jarang mereka akan lepas kendali. Dijelaskan Evnie, saat penghayatan mereka terganggu, seperti menghadapi persaingan dengan sesama fans atau penggemar artis lainnya, biasanya yang akan muncul tindakan agresif.

"Mereka bisa menyerang secara verbal dan fisik. merusak barang-barang orang yang menjadi saingannya," katanya.

Di sinilah, kata Evnie para orangtua dibutuhkan saat anak-anak mereka beranjak remaja dan memiliki idola. Hal ini agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan si anak dan juga orang lain.

"Mereka harus ada pendampingan orangtua. Orangtua dijadikan figur saat mereka berbagi cerita tentang idolanya. Jadi di sini orangtua juga bisa berperan sebagai teman. Hanya saja kan, banyak juga orangtua yang tak tahu idola anaknya," ujarnya. 

Meski demikian, bukan berarti mengidolakan artis atau memiliki idola itu akan selalu memiliki dampak buruk. "Positifnya juga banyak. Mereka bisa bersosialisasi dengan penggemar yang lain, sharing cerita dan pengalaman, membuat grup. Dengan begini remaja tidak hanya bermain dalam theater of mind-nya saja. Mereka juga bisa kreatif," ujarnya. 
  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya