Rumah MBR Murah, tapi Jauh dari Pusat Kota
- ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
VIVA.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat beberapa kendala pembangunan program sejuta rumah, khususnya rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Salah satunya adalah lokasi selalu jauh dari pusat kegiatan bisnis atau pusat kota.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rido Matari Ichwan, mengatakan, dalam dua tahun ini banyak masukan dan permasalahan terkait operasional. Kondisi ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan ke depan.
"Setelah dua tahun ini kami lihat banyak permasalahan operasional, dan isu lainnya adalah masalah lahan, biasanya MBR dapat (rumah) jauh dari fasilitas (sarana prasarana) dan pusat kegiatan," kata Rido di sela diskusi 'Kupas Tuntas Dua Tahun Sejuta Rumah' di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Selasa 9 Mei 2017.
Untuk itu, Rido mengatakan, lembaganya kini melakukan pembahasan dan terus berdiskusi dengan pemangku kepentingan agar perencanaan pengembangan bagi MBR tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan bisnis. "Kami ada diskusi sedikit bahas bagaimana supaya pengembangan untuk MBR itu seharusnya tidak jauh dari pusat kegiatan, mau bikin forum diskusi," ujar dia.
Bagi pemerintah, dia melanjutkan, rumah bagi MBR itu merupakan prioritas dalam pengembangan wilayah. "Tempatnya ini selalu dapat yang murah tapi jauh," ujar dia.
Apalagi, kata dia, infrastruktur yang ada biasanya tidak cukup memadai baik dari transportasi hingga infrastruktur penyediaan air.
"Jadi jauh dari fasilitas, yang misalnya, kalau kota kan terintegrasi. Kalau air minum ada pipa-pipa PDAM. Nah, kalau ini belum tersiapkan, itu masalah lahan juga dan kepemilikan, dan di sisi lain peningkatan sarana dan prasarana itu yang perlu diperbaiki," ujar dia. (art)