Pemerintah Apresiasi Teknologi Canggih Petani Ini

Ilustrasi petani.
Sumber :

VIVA.co.id – Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sri Wijayanti Yusuf menyatakan, instansinya merasa terbantu dengan hadirnya Sistem Aplikasi Petani Indonesia, atau Sipindo yang dikembangkan PT East West Seed Indonesia (Ewindo) untuk membantu petani menjual produknya.

Pengembangan Kawasan Lahan Kering Hortikultura oleh Kementerian Pertanian dan KOLTIVA

"Kehadiran Sipindo akan memperingan tugas kami untuk memberikan penyuluhan kepada petani, bahkan menjadi inspirasi di Kementerian Pertanian untuk mengembangkan aplikasi serupa dengan cakupan komoditas pertanian yang lebih luas," kata Sri Wijayanti, seperti dikutip dari keterangannya, Kamis 27 April 2017,

Ditemui usai peluncuran Sipindo, Sri berharap, aplikasi petani yang dikembangkan Ewindo juga dapat memantau ketersediaan komoditas pertanian di suatu daerah setiap hari, setiap bulan, setiap tahun seperti bawang, cabai, dan lain sebagainya.

Stabilkan Harga, Kementan Bersama Petani Champion Guyur Pasokan Cabai ke Pasaran

Sri juga memastikan harga hortikultura sayuran yang terdapat di Sipindo dengan mengambil data Pusdatin dari Kementerian Pertanian dijamin akurasinya, karena Kementerian Pertanian memiliki Sumber Daya Mineral untuk melakukan survai ke pasar-pasar.

Dia berharap, fitur di Sipindo dapat dilengkapi juga dengan spesifikasi produk yang telah dipanen. Hal ini, untuk memudahkan, pembeli terutama dari kalangan industri untuk berhubungan dengan petani.

Mentan SYL Siap Kerjasama Pengembangan Green House Skala Industri dengan Spanyol

Managing Director Ewindo, Glenn Pardede mengatakan, hadirnya Sipindo melalui fitur akses pasar diharapkan dapat memotong rantai pasokan komoditi sayuran, sehingga harga di tingkat konsumen lebih murah, tetapi petani tetap diuntungkan.

Glenn menargetkan, hadirnya Sipindo akan membuat harga cabai, timun, dan tomat lebih stabil, sehingga petani akan lebih diuntungkan.

Untuk melakukan sosialisasi kepada petani, agar aplikasi ini dapat dimanfaatkan, Ewindo akan mengerahkan 180 petugas lapangan mereka, yang telah dibekali pengetahuan mengenai Sipindo dan peralatannya.

"Pada tahap awal aplikasi ini akan menyasar kepada 1.000 petani, diharapkan dalam tiga tahun ke depan dapat menyasar 1.000 petani,” ujar Glenn.

"Targetnya, kalau satu orang petugas lapangan kami bisa memberikan edukasi kepada sepuluh petani berarti sudah ada 1.800 petani yang menggunakan aplikasi ini. Kami membuat fitur yang tersedia di dalam Sipindo sesederhana mungkin, sehingga butuh waktu satu tahun untuk pengembangannya, agar semua petani dapat menggunakannya," kata Glenn.  

Glenn mengatakan, hadirnya Sipindo bertujuan untuk membuat kehidupan petani lebih makmur, tentunya hal ini membantu program dari Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Ia juga menyampaikan, rencananya untuk memanfaatkan satelit cuaca yang investasinya tidak kecil untuk dimasukkan ke dalam Sipindo, sehingga petani dapat memantau prediksi cuaca ke depan, karena ada beberapa tanaman yang hasilnya akan kurang bagus kalau cuacanya terus menerus hujan.

"Sementara ini, untuk prediksi cuaca masih memanfaatkan layanan BMKG, ditambah dari ramalan yang ada di portal. Namun, ke depan akan kami tambah dengan layanan satelit yang dapat dipantau secara cuma-cuma oleh pengguna Sipindo," ujar Glenn.

Glenn juga menjamin dengan jaringan data yang ada di Indonesia saat ini, petani di pelosok Indonesia dapat mengakses aplikasi ini.

Fitur di Sipindo juga dilengkapi dengan foto, sehingga pembeli dapat melihat langsung kualitas panen petani, petani juga dapat mengunggah tanaman yang terkena penyakit nantinya akan ada konsultasi penanganannya melalui fitur tersebut.

Glenn juga memastikan seluruh produk pertanian yang diunggap petani akan dicantumkan telah diverivikasi oleh petugas lapangan untuk menjamin kualitas yang ditampilkan benar adanya.

Bagi Suratman, petani di Teluk Naga Kabupaten Tangerang Banten mengatakan, kehadiran Sipindo ini sangat membantu petani, terutama untuk memprediksi kondisi cuaca, serta memantau harga panen.

Suratman yang bertanam 19 varian sayuran benih Ewindo menargetkan sebanyak 60 persen dapat masuk ke pasar modern, serta 40 persen pasar tradisional. Dari 19 varian tersebut 13 merupakan varian sayuran daun, serta enam merupakan sayuran buah (pare, oyong, kacang panjang, timun besar, dan timun acar).

"Kalau masuk ke pasar modern harganya lebih pasti biasanya kami pasok yang grade A dan B, sedangkan untuk pasar tradisional kami pasok yang grade C, itu pun harus melihat pasokan dari petani Jawa Tengah dan Jawa Barat agar tetap mendapatkan harga terbaik," ujar Suratman yang membawahi 20 petani binaan.

Lebih jauh, Kepala Departemen Buah dan Sayuran Superindo, Chitra Natharani mengatakan, hadirnya Sipindo ini sangat membantu riteler untuk mengetahui komoditi apa dan lokasinya yang sedang ditanam, sehingga dapat berhubungan langsung dengan petani.

"Sekarang ini, kami sudah menjalin kerja sama kemitraan dengan sejumlah petani sayuran, salah satunya dengan Pak Suratman. Namun, dengan hadirnya Sipindo ini akan semakin memudahkan pekerjaan kami," kata Chitra.

Chitra mengatakan, berkerja sama dengan perbankan, petani sudah dapat mencairkan produk taninya yang dijual kepada Superindo dalam waktu hanya tiga hari saja.

Sipindo sendiri merupakan kerja sama perusahaan benih sayuran Ewindo dengan lembaga nirlaba Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (Prisma). Peluncuran aplikasi ini dihadiri pelaku usaha makanan dan perwakilan petani dari seluruh Indonesia.

Aplikasi berbasis android ini, merupakan inisiasi Ewindo atas pengalaman lebih dari 25 tahun pada pengembangan bisnis benih hortikultura di Indonesia.

Saat ini, petani di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan dalam mengembangkan usahanya, mulai kendala hama dan penyakit tanaman, kendala perubahan iklim, kesulitan dalam mengakses pasar, permainan harga oleh para tengkulak dan kurangnya penerapan pola diversifikasi tanaman, karena petani di Indonesia masih memiliki kecenderungan menanam satu komoditi yang sama di saat harga bagus.

Fitur-fitur yang disajikan dalam Sipindo disajikan secara realtime dan akurat, sehingga petani bisa langsung mengakses informasi yang dibutuhkan terkait profil petani di wilayah lain, harga dan tren permintaan komoditas di pasaran, tata cara penanganan hama dan penyakit tanaman, pola dan musim tanam, estimasi waktu panen dan perkiraan jumlah produksi, prakiraan iklim dan cuaca hingga forum jual beli hasil panen dari pedagang pasar tradisional hingga retail modern untuk mengantisipasi permainan harga. Petani pun dapat mengetahui tingkat kesuburan tanah agar lebih hemat dalam menggunakan pupuk.

Manajer Portfolio Prisma, Prajwal Shahi menyampaikan rasa bangganya bisa bermitra dengan Ewindo yang selalu menjadi pioneer dalam mengembangkan teknologi mutakhir yang dapat memberikan layanan produk dan jasa terbaik kepada petani.

Data Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), persentase pertumbuhan agribisnis hortikultura, terutama sayuran pada tahun 2017-2018 diperkirakan akan mencapai 4,7 persen hingga 16,1 persen. Nilai agribisnis produk sayuran di Indonesia pun diperkirakan mencapai Rp112 triliun, termasuk perkiraan sekitar 421 juta dolar AS adalah produk impor.

Faktor pendorong pertumbuhan utamanya adalah dari sisi permintaan, dengan faktor utama pertumbuhan masyarakat perkotaan yang saat ini mencapai 56 persen dari total penduduk, pertumbuhan pendapatan masyarakat serta peningkatan kesadaran dan gaya hidup yang mengedepankan pentingnya sayur dan buah bagi kesehatan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya