Alasan Pertamina Beli Gas dari ExxonMobil
VIVA.co.id – PT Pertamina telah menandatangani kontrak jual beli gas alam cair atau Liquefied Natural Gas/LNG dengan ExxonMobil pada pekan lalu.
Pertamina bakal mengimpor gas dari ExxonMobil sebanyak satu juta ton tiap tahun mulai dari 2025 hingga 2045. Penandatanganan kontrak itu pun disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Presiden AS Mike Pence.
Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani mengungkapkan alasan perseroan menyepakati impor tersebut. Upaya itu lantaran kebutuhan gas pada 2020 yang akan meningkat. Sementara itu, cadangan gas Indonesia juga semakin menipis.
"Terkait impor LNG, ada satu hal yang mesti kita luruskan. Kita bukan beli LNG buat dibawa di 2017. Impor LNG yang kita beli dan masuk nanti sesuai dengan defisit yang kita lihat, sesuai prediksi ESDM,” kata Yenni di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Kamis 27 April 2017.
Upaya ini, dia melanjutkan, merupakan langkah antisipasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Kalau kita enggak impor, kebutuhan gas gimana?" tuturnya.
Ia menjelaskan, meski ada beberapa lapangan besar yang segera dioperasikan, kondisi itu tak sebanding dengan banyaknya lapangan-lapangan migas yang berhenti berproduksi.
"Ada beberapa lapangan besar, ada blok abadi (Masela), Natuna. Tapi, sampai saat ini kita masih nunggu perkembangannya. Sementara, saat ini ada lapangan yang mulai declining," ujar dia.
Langkah impor ini, hanya untuk mengamankan pasokan gas bagi Indonesia setelah defisit gas yang diprediksi 2020. Meskipun ExxonMobil berasal dari AS, dia menyebut, perseroan tidak langsung memasok dari kilang Exxon yang ada di negeri Paman Sam itu.
"Kita beli dari Exxon karena ada di Papua Nugini dan Qatar juga banyak fasilitas. Kami membeli kargo dari international company. Jadi, volume mereka bukan dari satu production facilities saja," tutur Yenni.