Cerita Pilu Darmin Nasution Jadi Dirjen Pajak
- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menceritakan pengalaman pahitnya ketika Badan Pusat Statistik merampungkan hasil sensus ekonomi pada 2006. Pada waktu itu, ia masih menjabat sebagai direktur jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
“Saya ingat tahun 2006, ketika jadi dirjen Pajak. Setelah sensus ekonomi dan kemudian APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) disesuaikan, sengsara betul saya,” ujar Darmin, Jakarta, Kamis 27 April 2017.
Selama menjabat sebagai dirjen Pajak dalam rentang 2006-2009, rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) menukik dari di kisaran 12 persen, menjadi 11 persen. Sebab pada waktu itu, pertumbuhan ekonomi nasional merangkak naik, namun penerimaan pajak justru stagnan.
Pada tahun itu, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,5 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada 2007 meningkat 6,3 persen. Namun, ketika krisis global pada rentang 2008-2009, pertumbuhan ekonomi kembali melesu karena terkena sentimen negatif perekonomian global.
“Habislah saya sebagai dirjen Pajak, dimarahi oleh semua pihak. Kenapa bisa turun tax ratio-nya? Ya, itu dinamika. Saya cukup familiar dengan hal-hal itu,” katanya.
Sebagai informasi, sensus ekonomi 2016 menghasilkan setidaknya ada 26,71 juta usaha atau perusahaan non pertanian. Jumlah tersebut meningkat 17,51 persen dibandingkan dengan hasil sensus ekonomi 2006, yang hanya 22,73 juta usaha. Menilik dari skala, 26,26 juta usaha berskala usaha mikro kecil, dan 0,45 juta usaha berskala usaha menengah besar.