Kopi dan Mi Instan, Produk RI Paling Diminati China

Kopi.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional terus berupaya meningkatkan ekspor untuk menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok. 

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda, mengatakan hasil forum bisnis produk makanan dan minuman (mamin), khususnya sesi one on one business meeting, dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring bisnis dengan pelaku usaha China. 

Tujuannya, menghasilkan kontrak bisnis baru. Kemudian, diharapkan dapat menyeimbangkan posisi neraca perdagangan Indonesia dengan China. 

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Acara itu sendiri telah berlangsung di Kemendag pada Selasa lalu. Arlinda menjelaskan produk mamin dipilih karena pada periode 2012-2016 ekspor produk makanan olahan Indonesia ke China menunjukkan tren positif yaitu 9,75 persen.

"Namun, masih diperlukan tindak lanjut setelah pertemuan bisnis tersebut utamanya, dalam hal kemasan dan negosiasi harga," kata Arlinda, Selasa, 25 April 2017.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke China pada 2016 sebesar US$1,1 miliar. Produk-produk Indonesia yang diminati buyers China di antaranya, adalah sarang burung walet, kopi, biskuit, makanan ringan, mi instan, serta santan kelapa instan. 

"Untuk ekspor makanan olahan terbesar Indonesia ke China di antaranya adalah rumput laut, wafel dan wafer, serta biskuit," ucapnya. 

Sementara itu, Kemendag mencatat China merupakan mitra dagang utama Indonesia. Total perdagangan kedua negara bernilai US$47,6 miliar. Ekspor nonmigas Indonesia ke RRT pada 2016 sebesar US$15,2 miliar, sedangkan impor nonmigas US$30,7 miliar. 
 

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024