Kekurangan 1,8 Juta Ton, Impor Gula Tak Terelakkan
- Pixabay/gugue
VIVA.co.id – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, produksi gula nasional hingga saat ini baru mencapai 1,2 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula nasional mencapai tiga juta ton, sehingga langkah impor gula akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
"Produksi tidak cukup. Harus impor," katanya, di pabrik Gula Madukismo Yogyakarta Jumat 21 April 2017.
Namun demikian Enggar enggan menjelaskan dari negara mana gula nantinya akan diimpor.
"Ya bisa dari mana saja. Makanya kita dorong produksi gula nasional ditingkatkan baik dari perusahaan BUMN (badan usaha milik negara) atau swasta," ucapnya.
Meski produksi gula nasional belum mencukupi kebutuhan dalam negeri, Enggar menjamin harga gula di pasaran tidak akan melebihi harga eceran tertinggi (HET), yang ditetapkan pemerintah. Untuk HET gula pemerintah mematok harga Rp12.500 per kilogram.
Diharapkan kebijakan ini tidak hanya berlaku di toko modern macam ritel saja, tapi juga di pasar tradisional di seluruh Indonesia.
"Mulai dari toko ritel modern (harta gula sudah) Rp12.500 (per kg). Kalau di pasar tradisional sekarang sudah mulai turun, yang awalnya Rp13.700 rata-rata menjadi Rp13.000," ucapnya.
Direktur PT Madubaru, KRT Madu Gondo Diningrat mengatakan total tebu yang akan digiling pada tahun ini sekitar 550 ribu ton. Tebu ini tidak hanya dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Melainkan juga dari beberapa kabupaten di Jawa Tengah, seperti Magelang, Temanggung, Purworejo, Kebumen, Sragen dan Purbalingga.
"Dari tebu rakyat kemitraan dan tebu rakyat mandiri," ujarnya.
Dengan asumsi rendemen rata-rata 7,15 persen, Gondo memperkirakan jumlah total gula yang akan dihasilkan mencapai 39.325 ton, ditambah gula mentah sebanyak 23.500 ton. Puluhan ribu ton gula ini bakal dialokasikan ke wilayah Yogyakarta, dan Jawa Tengah bagian selatan.