Produksi di AS Meningkat, Harga Minyak Tertekan
VIVA.co.id – Harga minyak mentah kembali merosot pada perdagangan Senin 17 April 2017 atau Selasa dinihari WIB, setelah reli tiga pekan dan dibatasi oleh libur panjang Paskah. Laporan kenaikan produksi shale gas AS dan aksi profit taking menjadi pemicu.
Dilansir dari laman CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent turun 44 sen menjadi US$55,45, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 53 sen menjadi US$52,65 per barel.
Robert Yawger, Direktur Komoditas Energi Berjangka Mizuho mengatakan kondisi pasar minyak didorong aksi profit taking. "Pasar overbought sehingga orang-orang yang melakukan pemesanan mendapatkan keuntungan pada saat ini," kata Yawger.
Dengan pasar keuangan ditutup di seluruh Eropa, fokus pasar kini pada ketegangan geopolitik. "Masalah terbesar sekarang akan berada di situasi geopolitik," kata Mark Watkins, Strategi ISnvestasi Client Group di Bank di Park City, Utah.
Dolar tergelincir ke level terendah lima bulan terhadap yen karena ketegangan dengan Korea Utara. Pertempuran di Libya telah memangkas produksi minyak, tetapi perusahaan minyak negara NOC telah dibuka kembali.
Peningkatan produksi minyak mentah AS telah menggerogoti upaya yang dilakukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC dan produsen lain untuk mengurangi produksi.
OPEC rencananya akan menggelar pertemuan pada 25 Mei untuk membahas kemungkinan perpanjangan penurunan produksi pada Juni untuk mengurangi pasokan yang telah menekan harga. (hd)